Sabtu, 07 Maret 2009

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (Suatu Kajian terhadap Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005)

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
(Suatu Kajian terhadap Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005)

A. Pendahuluan
Berdasarkan pembukaan UUD 1945 bahwa salah satu tujuan nasional Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini diperkuat dalam UUD 1945 pasal 31 yang intinya menjelaskan bahwa setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pengajaran (pendidikan). Jadi, ini mengindikasikan bahwa negara mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk memenuhi pendidikan tiap-tiap warga negaranya guna mewujudkan tujuan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan sebagai suatu proses yang bertujuan, dikatakan berjalan baik manakala pendidikan mampu berperan secara proporsif, konteksual dan komprehensif dalam menjawab sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat serta tuntutan perubahan dan perkembangan zaman. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan suatu sistem/perangkat pendidikan, baik yang bersifat lunak (software) maupun keras (hardware). Adapun salah satu perangkat pendidikan tersebut yakni Undang-Undang, dalam hal ini Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yang pada proses selanjutnya memerlukan penjabaran dalam bentuk Peraturan Pemerintah.
Sebagai suatu perangkat lunak, keberadaan UU Sisdiknas ini perlu dikaji dan dirumuskan secara proporsional. Karena UU Sisdiknas tersebut berisikan bagaimana tujuan, visi, misi hingga mekanisme prosedural pendidikan diatur dengan tidak melepaskan konteks sosial-politik pada saat itu dan masa depan. Di Indonesia UU Sisdiknas ini tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003. Untuk operasionalnya, UU No. 20 Tahun 2003 tersebut masih memerlukan penjabaran, dan salah satu penjabarannya tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang akan kami bahas dalam makalah ini beserta kontroversi yang muncul dalam Peraturan Pemerintah No. 19/2005 tersebut..




B. Pembahasan
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan ini merupakan penjabaran dari Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sebagaimana tercantum dalam ketentuan umum pasal 1 PP No. 19/2005, yang dimaksud dengan Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan ini memiliki fungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Di samping itu, Standar Nasional Pendidikan memiliki tujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dari fungsi dan tujuan tersebut dapat diketahui, bahwa standarisasi pendidikan nasional ini merupakan bentuk ijtihad yang mencita-citakan suatu pendidikan nasional yang bermutu.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa pada saat ini pendidikan nasional bisa dikatakan sedikit tertinggal dengan negara-negara tetangga, atau bahkan jauh tertinggal dengan negara-negara maju, seperti Amerika dan negara-negara eropa. Hal tersebut dibuktikan dari tidak adanya perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam peringkat 100 perguruan tinggi terbaik di dunia. Iklim politik dan ekonomi nasional yang tidak menentu, di tambah lagi dengan perilaku korupsi dari pejabat-pejabat negara yang bisa dibilang sudah membudaya, semakin memperburuk citra pendidikan nasional di mata dunia. Maka akan timbul pertanyaan, mau di arahkan kemana pendidikan nasional kita ?
Oleh karena itu, menjadi sebuah keniscayaan adanya perbaikan-perbaikan dan penyempurnaan-penyempurnaan terhadap sistem pendidikan nasional dalam lingkup makro, dan standar nasional pendidikan dalm lingkup mikro. Hal ini bertujuan agar pendidikan nasional tidak selalu tertinggal dalam merespons tantangan dan tuntutan perkembangan zaman. Sebagaimana termaktub dalam PP No. 19/2005 pasal 2 ayat 3: standar nasional pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Dalam mengoperasionalisasikan standar nasional pendidikan, pemerintah telah membentuk sebuah badan yang bertugas memantau, mengembangkan dan melaporkan tingkat pencapaian standar nasional pendidikan, badan yang dimaksud tersebut dikenal dengan nama Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). BSNP ini memiliki beberapa wewenang guna menunjang pelaksanaan tugasnya sebagai pemantau dan pengembang standar nasional pendidikan, wewenang tersebut meliputi:
1. mengembangkan standar nasional pendidikan
2. menyelenggarakan ujian nasional
3. memberikan rekomendasi kepada pemerintah dan pemerintah daerah dalam penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan
4. merumuskan kriteria kelulusan dari satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Berdasarkan PP No. 19/2005, terdapat delapan standar pendidikan nasional yang digarap oleh BSNP, yaitu:
1. Standar Isi
Standar isi merupakan ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran ayang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar isi ini memuat kerangka dasar, struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satua pendidikan dan kalender pendidikan/akademik.
2. Standar Proses
Standar proses ini meliputi pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. (lihat bab IV pasal 19-24)
3. Standar Kompetensi Lulusan
Standar ini merupakan kulifikasi kemampuan lulusan yang berkaitan dengan sikap, pengetahuan, dan ketrampilan. (lihat bab V pasal 25-27)
4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar ini merupakan standar nasional tentang kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental serta pendidikan dalam jabatan dari tenaga guru dan tanaga kependidikan lainnya. (lihat bab VI pasal 28-41)
5. Standar Sarana dan Prasarana
Standar ini merupakan kriteria minimal tentang ruang belajar, perpustakaan, tempat olahraga, tempat ibadah, tempat bermain dan rekreasi, laboratorium, bengkel kerja, sumber belajar lainnya yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran. Dalam standar ini termasuk pula penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. (lihat bab VII pasal 42-48)
6. Standar Pengelolaan
Standar ini meliputi perencanaan pendidikan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, pengelolaan pendidikan di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan pada tingkat nasional. tujuan dari standar ini ialah meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. (lihat bab VIII pasal 49-61)
7. Standar Pembiayaan
Standar ini merupakan standar nasional yang berkaitan dengan komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan selama satu tahun. (lihat bab IX pasal 62)
8. Standar Penilaian Pendidikan
Standar ini merupakan standar nasional penilaian pendidikan tentang mekanisme, prosedur, instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian yang dimaksud di sini adalah penilaian pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang meliputi: penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Sedangkan bagi pendidikan tinggi, penilaian tersebut hanya meliputi: penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan. (lihat bab X pasal 63-72)
Dari kedelapan standar nasional ini pada akhirnya akan bermuara pada suatu tujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (lihat pasal 4). Oleh karena itu, pemerintah mewajibkan setiap satuan pendidikan, baik formal maupun nonformal untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan yang dilakukan secara bertahap, sistematis dan terencana serta memiliki target dan kerangka waktu yang jelas agar dapat memenuhi atau bahkan melampaui standar nasional pendidikan.
Dalam sebuah sistem pendidikan meniscayakan adanya sebuah evaluasi guna mengontrol kinerja suatu satuan pendidikan, sehingga dengan adanya fungsi kontrol tersebut tingkat efektivitas, produktivitas, berhasil dan gagalnya sistem pendidikan dapat dipantau. Sebagaiman tercantum dalam bab XII pasal 78 PP nomor 19/2005, bahwa evaluasi pendidikan tersebut meliputi:
1. Evaluasi kinerja pendidikan yang dilakukan oleh satuan pendidiakn sebagai bentuk akuntabilitas
2. Evaluasi kinerja pendidikan yang dilakukan pemerintah
3. Evaluasi kinerja pendidikan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi
4. Evaluasi kinerja pendidikan yang dilakukan oleh pemerintah daerah kabupaten.
5. Evaluasi oleh lembaga evaluasi mandiri yang dibentuk masyarakat/ organisasi profesi untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan.
Evaluasi kinerja pendidikan oleh pemerintah, sebagaimana tercantum pada poin kedua di atas, dilakukan oleh menteri pendidikan nasional. Setelah menerima hasil laporan evaluasi kinerja pendidikan dari kabupaten/kota, provinsi dan atau lembaga evaluasi mandiri, kemudian menteri melakukan evaluasi komprehensif untuk menilai:
a. Tingkat relevansi pendidikan nasional terhadap visi, misi, tujuan dan paradigma pendidikan nasional
b. Tingkat relevansi pendidikan nasional terhadap kebutuhan masyarakat akan sumber daya manusia yang bermutu dan berdaya saing
c. Tingkat mutu dan daya saing pendidikan nasional
d. Tingkat partisipasi masyarakat dalam pendidikan
e. Tingkat efisiensi, produktivitas dan akuntabilitas pendidikan nasional.
Di samping ikut serta dalam proses evaluasi kinerja pendidikan, pemerintah juga berwenang dalam melakukan akreditasi pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Yang dimaksud akreditasi di sini adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan atau satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Akreditasi oleh pemerintah ini dilaksanakan oleh BAN- S/M (pada jenjang pendidikan dasar dan menengah), BAN-PT (pada jenjang pendidikan tinggi), dan BAN-PNF (pada jenjang pendidikan nonformal). Badan Akreditasi Nasional tersebut berada di bawah menteri dan bertanggung jawab kepada menteri.
Berkaitan dengan sertifikasi sebagai bukti legalitas pencapaian kompetensi peserta didik, dalam bab XIV pasal 89 dijelaskan bahwa pencapaian kompetensi akhir peserta didik dinyatakan dalam dokumen ijazah dan atau sertifikat kompetensi yang diterbitkan oleh satuan pendidikan yang telah terakreditasi. Dalam dokumen ijazah atau sertifikasi kompetensi tersebut setidaknya harus mencantumkan identitas peserta didik, pernyataan yang menyatakan peserta didik yang bersangkutan telah lulus dari penilaian akhir satuan pendidikan beserta daftar nilai mata pelajaran yang ditempuhnya, pernyataan tentang kelulusan peserta didik dari Ujian Nasional beserta daftar nilai mata pelajaran yang diujikan, dan pernyataan bahwa peserta didik yang bersangkutan telah memenuhi seluruh kriteria dan dinyatakan lulus dari satuan pendidikan.
Selanjutnya, pada bab XVI pasal 94 tentang Ketentuan Peralihan disebutkan bahwa pada saat mulai berlakunya peraturan pemerintah tentang standar nasional pendidikan ini:
a. Badan Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS), Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANTA), Panitia Nasional Penilaian Buku Pelajaran (PNPBP) masih tetap menjalankan tugas dan fungsinya sampai dibentuknya badan baru berdasarkan Peraturan Pemerintahan ini.
b. Satuan Pendidikan wajib menyesuaikan diri dengan ketentuan Peraturan Pemerintahan ini paling lambat 7 (tujuh) tahun.
c. Standar Nasional untuk peserta didik SD/MI/SDLB mulai dilaksanakan 3 (tiga) tahun sejak ditetapkan Peraturan Pemerintahan ini.
d. Penyelenggaraan Ujian Nasional dilaksakan oleh pemerintah sebelum BSNP menjalankan tugas dan wewenangnya berdasarkan Peraturan Pemerintahan ini.
Kemudia pada bab terakhir (XVII) pasal 96 tentang ketentuan Penutup dijelaskan bahwa semua peraturan yang diperlukan untuk melaksanakan Peraturan Pemerintahan nomor 19/2005 ini harus diselesaikan paling lambat 2 (dua) tahun terhitung sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini.
Lahirnya PP nomor 19 Tahun 2005 ini tidak lepas dari tejadinya kontroversi di tengah masyarakat, ada sebagian masyarakat yang memandang bahwa lahirnya PP ini sebagai suatu hal yang ”tidak perlu”. Kemudian ada pula sebagian masyarakat pula yang menilai bahwa PP nomor 19/2005 kontradiktif sekali dengan UU nomor 20/2003, padahal sebagaimana diketahui bahwa PP nomor 19/2005 ini merupakan penjabaran dari UU nomor 20/2003 yang semestinya tidak terdapat kontrakdiksi di dalamnya yang dapat membingungkan masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan. Isu yang paling panas dan dianggap paling banyak menimbulkan kontroversi yaitu tentang diberlakukannya Ujian Nasional pada jenjang pendidikan sekolah dasar dan menengah.
Mengenai perlu tidaknya standarisasi pendidikan nasional, H.A.R. Tilaar berpendapat bahwa standarisasi pendidikan sangatlah perlu adanya, dalam artian:
1. Standarisasi pendidikan nasional merupakan suatu tuntutan politik. Sebagai negara kesatuan Repblik Indonesia, bangsa ini memerlukan suatu ukuran (yardstick) untuk menilai sejauh mana warga negara Indonesia itu mempunyai visi yang sama, pengetahuan dan ketrampilan yang dapat mengembangkan negara kesatuan tersebut.
2. Standarisasi nasional pendidikan merupakan suatu tuntutan globalisasi yang penuh dengan adanya persaingan. Sehingga hal ini perlu disikapi dengan upaya terus menerus untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kemamouan diri agar tidakmenjadi budak dari bangsa-bangsa lain.
3. Standarisasi pendidikan nasional merupakan tuntutan dari kemajuan (progress). Setiap negera tidak menginginkan negaranya tertingal dari bangsa-bangsa lain. Setiap negara menginginkan menjadi negara yang maju, sehingga untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan kualitas sumber daya manusia yang tinggi yang bukan hanya menjadi konsumer dari produk-produk negara maju tetapi juga dapat berpartisipasi di dalam meningkatkan mutu kehidupan manusia.
Di samping ketiga hal tersebut, H.A.R. Tilaar juga mengaskan bahwa standar nasional pendidikan merupakan kebutuhan bangsa Indonesia, karena standar nasional pendidikan ini berfungsi sebagai alat untuk mengukur kualitas pendidikan, memetakan masalah pendidikan, dan pada akhirnya bermuara pada penyusunan strategi dan rencana pengembangan sebagai sarana perbaikan mutu pendidikan nasional.
Sebagaimana yan telah kami paparkan di atas, bahwa lahirnya PP nomor 19/2005 ini tidakdapat dilepaskan dari adanya kontroversi di dalamnya. Adapun kontroversi tersebut, yaitu:
1. Pasal 78 huruf e dijelaskan bahwa pemerintah hanya mengevaluasi kinerja pendidikan, dan pada pasal 79 ayat 1 huruf a, b, c, dan d yang menegaskan bahwa tugas evaluasi hasil belajar itu dilakukan oleh satuan pendidikan. Namun jika dilihat pada pasal 63 ayat 1 huruf b dan c yang menyatakan bahwa penilaian hasil belajar dilakukan satuan pendidikan dan pemerintah, hal inilah yang menimbulkan kontradiksi yang dapat menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat sebagai pengguna jasa layanan pendidikan. Sebenarnya yang berhak melakukan penilaian hasil belajar peserta didik itu siapa? Pendidik dalam satuan pendidikan, pemerintah , atau kedua-duanya?
2. Dalam Undang-Undang nomor 20/2003 tentang Sisdiknas, pasal 58 ayat 1 dijelaskan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Sedangkan dalam PP nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 63 ayat 1 ditegaskan bahwa penilaian hasil belajar dilakukan oleh tenaga pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah. Dari kedua aturan tersebut tampak jelas adanya kontradiksi dalam pembagian peran/wewenang yang berkaitan dengan evaluasi (penilaian) hasil belajar antara satuan pendidikan dan pemerintah. hal inilah yang pada akhirnya menimbulkan perdebatan yang sangat alot antara DPR (Komisi X) dengan pemerintah (Mendiknas) berkaitan dengan kedua pasal tersebut. DPR menafsirkan bahwa pada UU No. 20 Tahun 2003 dengan jelas mengatakan bahwa yang menentukan kelulusan siswa adalah sekolah dan guru. Berdasarkan UU itu tidak perlu diadakan Ujian Nasional. Namun, dalam PP No. 19 Tahun 2005 pemerintah menafsirkan lain bahwa yang menentukan kelulusan siswa adalah Ujian Nasional.
Di luar masalah tersebut di atas, dalam harian Kedaulatan Rakyat edisi kamis 5 Maret 2009 dimuat berita yang bisa dibilang dapat mencoreng wajah pendidikan nasional umumnya dan Yogyakarta pada khususnya, yang inti dari berita tersebut yaitu, diduga telah terjadi pemalsuan ijazah oleh oknum guru yang studi di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta. Motivasi pemalsuan ijazah tersebut tidak lain adalah untuk kenaikan pangkat/golongan, sehingga dengan naiknya pangkat/golongan tersebut secara otomatis akan menaikkan juga gaji dan tunjangan profesinya. Selain berita tersebut, adapula berita yang cukup membuat resah dunia pendidikan, yaitu terjadinya pemalsuan surat keterangan Penetapan Angka Kredit oleh oknum kepala sekolah di Ciamis dan beberapa guru di Kulonprogo. Lagi-lagi motif juga sama, yaitu untuk memenuhi persyaratan kenaikan pangkat/golongan.
Dari kedua kasus tersebut, kiranya cukup memberikan gambaran pada kita bahwa perlunya membenahi sebuah sistem pendidikan nasional secara komprehensif, agar tidak ada lubang-lubang atau celah-celah yang dapat dimanfaatkan oleh oknum yang tak bertanggung jawab untuk kepentingan pribadi. Selain itu, kedua kasus tersebut juga mengindikasikan bahwa kualitas tenaga pendidik kita saat ini memang sungguh sangat mengkhawatirkan, mentalitas ”maling” masih terasa kental di negeri ini. Mungkin masih banyak kasus-kasus lain yang terjadi,yang melibatkan oknum-oknum tenaga pendidik. Bagaimana bisa mengarahkan pendidikan nasional kita menuju pendidikan yang maju dan bermutu, jika para pendidiknya saja masih memiliki mental ”maling”. Semestinya pendidik itu memiliki karakter yang anggun dalam moral (akhlak) dan unggul dalam intelektual, sehingga mampu mengarahkan dan mengawal pendidikan nasional menuju singasana yang terhormat.


DAFTAR PUSTAKA
Darmaningtyas,dkk, Membongkar Ideologi Pendidikan: Jelajah Undang-Undang Sisdiknas, Yogyakarta: Resolusi Press, 2004.
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan: Sebuah Panduan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.
H.A.R. Tilaar, Standarisasi Pendidikan Nasional: Suatu Tinjauan Kritis, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Tim Fokusmedia, Standar Nasional Pendidikan: Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, Bandung: Fokusmedia, 2005.
Kedaulatan Rakyat, Edisi 5 Maret 2009.

LAPORAN KELOMPOK PELAKSANAAN PPL-KKN INTEGRATIF DI MTs N WONOKROMO YOGYAKARTA

LAPORAN KELOMPOK
PELAKSANAAN PPL-KKN INTEGRATIF
DI MTs N WONOKROMO YOGYAKARTA












Disusun Oleh :
Kelompok 04

1. Agung Prayoga NIM : 06410092-05/Jurusan PAI
2. Dennis Haruna NIM : 05470030/Jurusan KI
3. Dwi Qorina NIM : 05420012/ Jurusan PBA
4. Farhan Nasuhi NIM : 05410188/Jurusan PAI
5. Fathul Mujib NIM : 05420059/ Jurusan PBA
6. Mukhlis Hidayat Rifa’i NIM : 05410036/Jurusan PAI
7. Nugroho Sumaryanto NIM : 05410173/ Jurusan PAI
8. Widiyah Ningsih NIM : 05410038/Jurusan PAI



FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2008

Halaman Pengesahan

Bismillahirrahmanirrahim
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya dari laporan kelompok pelaksanaan PPL-KKN Integratif Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun Akademik 2008/2009 di MTs N Wonokromo Bantul yang disusun oleh kelompok 04 terdiri dari :
1. Agung Prayoga NIM : 06410092-05/Jurusan PAI
2. Dennis Haruna NIM : 05470030/Jurusan KI
3. Dwi Qorina NIM : 05420012/ Jurusan PBA
4. Farhan Nasuhi NIM : 05410188/Jurusan PAI
5. Fathul Mujib NIM : 05420059/ Jurusan PBA
6. Mukhlis Hidayat Rifai NIM : 05410036/Jurusan PAI
7. Nugroho Sumaryanto NIM : 05410173/ Jurusan PAI
8. Widiyah Ningsih NIM : 05410038/Jurusan PAI

Maka dipandang telah memenuhi syarat untuk diajukan kepada Pengelola PPL-KKN Integratif Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Demikian pengesahan ini kami berikan, semoga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bantul, 15 September 2008
Dosen Pembimbing Lapangan Koordinator Guru Pembimbing



Drs. Mujahid, M.Ag Dra. Siti Kiswatun
NIP.150266731 NIP.150264503

Mengetahui dan Mengesahkan,
Kepala MTs N Wonokromo


Drs. Binuriddin
NIP.150257382
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Ta’ala yang telah mamberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami berhasil menyusun laporan PPL-KKN Integratif di MTs N Wonokromo ini dengan baik.
Tiga bulan menjalani proses tersebut bukanlah sesuatu yang ringan untuk dijalani. Pun selama rentang waktu itu perhatian dan aktivitas kami terfokus hanya pada kegiatan PPL-KKN Integratif yang terkadang sangat menyita waktu. Dari segi substansi, program PPL-KKN Integratif ini diarahkan pada proses pengalaman kami secara komprehensif dalam kaitannya dengan tugas dan kegiatan guru di sekolah. Baik berkaitan dengan pembelajaran maupun pengalaman persekolahan.
Tujuan PPL-KKN Integratif ini sesuai dengan visi dan misi Fakultas Tarbiyah, yaitu Profesional Teacher Begin At Tarbiyah Faculty, menciptakan calon guru yang memiliki kompetensi personal, professional dan sosial serta pedagogis. Keempat kompetensi tersebut menjadi ciri khas yang membedakan antara sarjana pendidikan Fakultas Tarbiyah dengan sarjana bidang lain.
Kami menyadari bahwa selesainya penyusunan laporan ini ternyata bukanlah hasil jerih payah kami sendiri. Namun banyak pihak yang telah sudi membantu dan mengorbankan tenaga, pikiran, dan waktunya yang sangat berharga bagi kami demi susksesnya penulisan laporan tersebut.
Tentunya ucapan terima kasih tidaklah cukup kami berikan kepada mereka ini, namun ternyata hanya itu yang kami bisa berikan. Rasa hormat, ucapan terima kasih serta seuntai do’a di sini hendak kami sampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Sutrisno, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang bertindak sebagai penanggung jawab pelaksanaan PPL-KKN Integratif.
2. Seluruh pengelola dan panitia PPL-KKN Integratif yang tidak ketinggalan partisipasinya dalam menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk kesuksesan kegiatan PPL-KKN Integratif ini.
3. Bapak Drs. Mujahid, M. Ag selaku Dosen pembimbing Lapangan yang setia menemani, membimbing, mengarahkan serta memberi nasehat-nasehatnya kepada kami dari awal sampai akhir dalam rangka melaksanakan tugas suci PPL-KKN Integratif ini.
4. Bapak Drs. Binuriddin selaku Kepala MTs N. Wonokromo Bantul Yogyakarta. yang telah berkenan dengan tulus ikhlas menerima kami untuk mengadakan dan melaksanakan PPL-KKN Integratif dengan lancar.
5. Ibu Dra. Siti Kiswatun, selaku Kordinator guru pembimbing, juga kepada seluruh guru pembimbing yang telah membimbing, mengarahkan, membina serta memberikan nasehat kepada kami dalam rangka mendorong dan membantu kami untuk menuju pada kesuksesan PPL-KKN Integratif dengan lancar.
6. Semua guru, staf, dan karyawan di MTs N. Wonokromo Bantul Yogyakarta yang selalu membantu dan memberi perlengkapan kepada kami dalam melaksanakan PPL-KKN Integratif ini, sehingga kami insya Allah mendapat hasil lewat pengalaman yang begitu indah dan berkualitas.
7. Tak lupa semua kawan-kawan PPL-KKN Integratif di MTs N. Wonokromo Bantul Yogyakarta serta para siswa dan siswi yang sangat menghibur kalian tak akan pernah lepas dari ingatan kami.
Sebagai akhir kata, semoga Allah Ta’ala membalas atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada kami. Semoga Allah Ta’ala menambahkan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita semua. Mudah-mudahan laporan PPL-KKN Integratif ini bermanfaat bagi kita semua dan kami khususnya. Amin.

Bantul, 15 September 2008

Penyusun,


(Kelompok 04)

DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Halaman Pengesahan ii
Kata pengantar iii
Daftar isi iv

BAB I GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Letak Geografis
B. Sejarah Singkat
C. Visi dan Misi
D. Struktur Organisasi
E. Guru dan Karyawan
F. Siswa
G. Sarana dan Prasarana

BAB II PELAKSANAAN PPL-KKN INTEGRATIF DAN ANALISIS
A. Kegiatan Pembelajaran
1. Observasi Pembelajaran
2. Persiapan Pembelajaran
3. Pelaksanaan Praktek Pembelajaran
B. Kegiatan Persekolahan
1. Administrasi Siswa
2. Administrasi Personil Sekolah
3. Administrasi Sarana Prasarana
4. Administrasi Bimbingan dan Konseling
5. Administrasi Pusat Sumber Belajar ( Perpustakaan )
6. Administrasi Kurikulum
7. Administrasi Keuangan
C. Kegiatan Pengabdian dan Pengembangan
1. Bidang Agama
2. Bidang Penguatan Kelembagaan
3. Bidang Ekstrakurikuler
4. Bidang Fisik
D. Analisis Pelaksanaan Kegiatan PPL-KKN Integratif
di MTs N Wonokromo Bantul Yogyakarta

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-Saran

LAMPIRAN-LAMPIRAN



BAB I
GAMBARAN UMUM MADRASAH

PROFIL SEKOLAH

1. Nama Sekolah : MTs N Wonokromo Pleret Bantul
2. NSM : 211340211005
3. Alamat Sekolah : Jl. Imogiri Timur Km.10 Desa Wonokromo
Kecamatan Pleret Telp. (0274)765632
4. Kabupaten : Bantul
5. Propinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta
6. Status/Kelompok : Negeri / A
7. Surat Kelembagaan : No.17 Tahun 1978 Tgl 16 Maret 1978
8. Penerbit SK : Menteri Agama
9. Tahun Berdiri : 1978

A. LETAK GEOGRAFIS
Tak terhitung lagi berapa lembaga pendidikan yang terdapat di kota ini, hingga sebutan sebagai Kota Pelajar pun disandang. Di tingkat pendidikan lanjutan tingkat pertama, MTs N Wonokromo Bantul merupakan salah satu Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) bercirikan Islam yang berlokasi di Desa Wonokromo Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan telah menempati tanah serta gedung milik sendiri seluas 5.615,5 m2. Tanah tersebut telah dipergunakan untuk pergedungan seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium komputer, ruang guru, ruang TU, halaman / lapangan olahraga dan kegiatan lainnya, tempatnya sangat strategis karena tidak jauh dari jalan raya, sehingga masalah transportasi tidak ada kendala, tepatnya disebelah timur pasar desa Wonokromo. Adapun batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
a. Sebelah selatan dibatasi oleh jalan kampung dan rumah penduduk
b. Sebelah timur dibatasi oleh jalan kampung
c. Sebelah utara dibatasi oleh jalan ke pasar desa
d. Sebelah barat dibatasi oleh persawahan
Selain itu pula, di sekitar MTs N Wonokromo banyak terdapat tempat-tempat menarik yaitu:
1. Sebelah utara terdapat MAN Wonokromo, Lapangan Kanggotan Pleret, Swalayan ( Mini market ) Amanda.
2. Sebelah timur terdapat SD Muhammadiyah Wonokromo.
3. Tak jauh ke sebelah selatan terdapat pndok pesantren, Lembaga Primagama cabang Wonokromo.
4. Sebelah barat terdapat juga Pondok Pesantren dan kalau diteruskan terdapat lapangan bola milik PERSIBA Bantul.

B. SEJARAH SINGKAT
Pada tahun 1962 kelurahan / desa Wonokromo mendirikan lembaga pendidikan yaitu PGA (Pendidikan Guru Agama) bapendan yang dikelola oleh Badan Pendidikan An-Nahdloh (Bapendan) atas prakarsa Haji Raden Irsyad (lurah desa Wonokromo saat itu). KH. M. Syifa’, K. Dja’far Salim, Raden muhdi dan tokoh-tokoh lain seperti Bapak Bada Abdurrahman, Badawi, Wonohastono, Bakhiroh Mahfudz, dan Ziman Ismail. Kepala PGA (Pendidikan Guru Agama) Bapendan pada saat itu dipegang oleh Bapak Basuni, SH. Adik kandung dari ibu Nyai Hj. Istijabah (pengasuh pondok pesantren Al-Imam ). H. Raden Irsyad yang saat itu lurah desa berkeinginan supaya wonokromo menjadi tempat pendidikan. Kebanyakan guru yang mengajar di PGA (Pendidikan Guru Agama) bapendan adalah orang-orang Nahdlatul Ulama’ (NU).
Sekitar tahun 1968, PGA (Pendidikan Guru Agama) Bapendan diubah namanya menjadi PGA (Pendidikan Guru Agama) Latihan, bekerja sama dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan yang menjadi kepala PGA (Pendidikan Guru Agama) Latihan pada saat itu adalah Bapak KH.M.Syifa’.
Dengan SK Mentri Agama RI No. 149 pada tanggal 25 Juli 1970, PGA (Pendidikan Guru Agama) Latihan berstatus Negeri, dan namanya berubah lagi menjadi PGAN 6 tahun dengan kepala Bapak Ahmad Arwan Bauis, BA (Mantan Ka. Bag. TU Kanwil Depag Prop. DIY ) yang sekarang menjabat sebagai kepala biro akademik di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Pada tahun 1978 atau tepatnya tanggal 17 Maret 1987 PGAN 6 tahun diubah menjadi MAN Wonokromo dan MTsN wonokromo dengan SK Menteri Agama RI No. 17 tahun 1978.
Selanjutnya imbas dari SK Menteri Agama RI No. 17 tahun 1978 ini MTs N Wonokromo Bantul yang semula menempati tanah disebelah utara perempatan jalan jejeran pindah dan menempati tanah disebelah timur pasar jejeran (tanah kas desa yang telah dibebaskan) sampai dengan sekarang (09 September 2006).
Sampai saat ini animo masyarakat untuk memasukkan putra-putrinya ke MTs N Wonokromo Bantul cukup tinggi, baik dari masyarakat sekitar atau dari luar daerah Bantul, DIY. Bahkan, ada beberapa juga yang berasal dari luar Jawa karena kebetulan banyak siswa yang menjadi santri di pondok-pondok sekitar MTs N Wonokromo sehingga membuat mereka memilih MTs N Wonokromo sebagai tempat studi mereka ditinjau dari segi kedekatan lokasi dengan lokasi pondok pesantren mereka.
Dalam sejarah perkembangan MTs N Wonokromo sampai sekarang setelah berstatus negeri telah mengalami 9 (sembilan) kali pergantian kepemimpinan yaitu:
1. 1978 – 1980 Kepala MTs N Wonokromo dipegang oleh H.A.Arwan Bauis, BA.
2. 1980 – 1985 Kepala MTs N Wonokromo dipegang oleh Drs. H. Abdullah Hadziq.
3. 1985 – 1989 Kepala MTs N Wonokromo dipegang oleh Waridi, BA.
4. 1989 – 1993 Kepala MTs N Wonokromo dipegang oleh Drs. H. Munawir AF.
5. 1993 – 1996 Kepala MTs N Wonokromo dipegang oleh Drs. H. Munawir AF.
6. 1996 – 2002 Kepala MTs N Wonokromo dipegang oleh Drs. Asrorudin AR.
7. 2002 – 2004 Kepala MTs N Wonokromo dipegang oleh Drs. Imam Suja’I Fadly.
8. 2004 – 2008 Kepala MTs N Wonokromo dipegang oleh MUDJIJONO, M.Pd.I
9. 2008 – 2012 Kepala MTs N Wonokromo dipegang oleh Drs. Binuriddin

C. VISI DAN MISI
Visi
Unggul dalam IPTEK, IMTAQ dan ketrampilan yang berlandaskan akhlaqul karimah.

MISI
1. Mewujudkan kondisi sekolah yang islami, nyaman dan menyenangkan dalam menimba dan mengembangkan ilmu.
2. Mengembangkan bakat dan potensi siswa melalui kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler.
3. Menumbuh kembangkan pola pikir, pola sikap dan perilaku melalui ajaran agama untuk menjadi dasar dan bekal hidupnya.
4. Menumbuhkan semangat etos kerja bagi guru dan karyawan serta semangat belajar siswa secara optimal.

D. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi merupakan bentuk sistem yang terdiri dari komponen yang tidak dapat terpisahkan. Dalam struktur organisasi di MTs N Wonokromo meliputi: Kepala Sekolah, Wakil urusan kurikulum, Wakil urusan kesiswaan, Wakil urusan sarana dan prasarana, Wakil urusan hubungan masyarakat, Bendahara, Bimbingan Konseling, serta guru-guru dan karyawan dan setiap komponen-komponen tersebut mempunyai tugas dan kewajiban sendiri-sendiri.
Secara tertib organisasi sekolah MTs N Wonokromo tahun pelajaran 2008-2009 antara lain :
Struktur organisasi MTs N Wonokromo tahun pelajaran 2008-2009
a. Kepala Sekolah : Drs. Binuriddin
b. Wakil Kepala Sekolah
1) Wakamad. Ur. Kurikulum : Dra. Siti Kiswatun
2) Wakamad. Ur. Sarana
dan Prasarana : Buchori Marzuqi, BA
3) Wakamad. Ur.Humas : Drs. Budi Harsono
4) Wakamad. Ur. Kesiswaan : Sugiyono, S.Pd
c. Rumpun Sekolah
1) Ketua Rumpun Bahasa : Muhammad Zen, S.Pd
2) Ketua Rumpun Agama : Drs. Ahmad Charis Munandar
3) Ketua Rumpun MIPA : Sri Surmiyati, S. Pd. I
4) Ketua Rumpun IPS : Drs. Sumarno, MA
d. Kepala Laboratorium : Budi Priyono, S. Pd.
e. Kepala Perpustakaan : Dra. Hj. Siti Rofiqoh, M. Pd. I
f. Kepala Tata Usaha : Masrukhan
g. Koordinator BK : Budi Raharjo, S.Pd
h. Ketua UKS : Edhy Supranjono, S. Pd.
Adapun fungsi dan tugas sekolah serta pengelola sekolah sebagaimana terdapat pada lampiran. (Lampiran) Sarana dan Prasarana Kesiswaan.

E. GURU DAN KARYAWAN
Guru di MTs N Wonokromo Bantul berjumlah 40 orang, 35 guru tetap, dan 5 guru tidak tetap (GTT).
Masing-masing guru di MTs N Wonokromo ini memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda-beda, dimana masing-masing guru mengampu mata pelajaran sesuai dengan latar belakang pendidikannya (spesialisasi ilmu yang dimiliki masing-masing). Meskipun masih ditemukan beberapa guru masih mengajar tidak sesuai dengan spesialisasi ilmu / fak. Pengetahuannya.
Guru bertanggung jawab kepada sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang ada. Adapun tugas dan tanggung jawab guru adalah sebagai berikut:
1. Guru
Guru bertanggung jawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien sesuai dengan jadwal yang ada.
Selain sebagai tenaga edukatif, guru mempunyai tugas administratif dan tugas non-teaching yang meliputi :
a. Tugas Administratif
1) Membuat perangkat program pengajaran
2) Membuat satuan pembelajaran
3) Membuat rencana pembelajaran
4) Membuat program tahuan
5) Membuat program semester
6) Membuat silabus dan system penilaian
7) Mengisi daftar nilai peserta didik
b. Tugas Non-Teaching
1) Tugas Wali kelas
2) Tugas guru piket
3) Tugas Perpustakaan
4) Tugas laboratorium
2. Karyawan
Adapun jumlah karyawan di MTs Negero Wonokromo adalah sebagai berikut :
Jumlah karyawan (pegawai) tetap 9 orang ( 3 Laki-laki dan 6 Perempuan), sedangkan jumlah pegawai tidak tetap 3 orang ( 2 Laki-laki dan 1 Perempuan), sehingga jumlah total pegawai adalah 12 orang (5 Laki-laki dan 7 Perempuan).

F. SISWA
Dalam dunia pendidikan, dalam hal ini adalah sekolah, peserta didik merupakan bagian integrasi yang tidak dapat dipisahkan dari kepentingan sekolah, karena peserta didik adalah sebagai subyek sekaligus objek yang mendalami ilmu yang diperuntukkan bagi kehidupannya.
Adapun data-data peserta didik yang menempuh pembelajaran di MTsN Wonokromo, tahun akademik 2008-2009 adalah sebagai berikut :

No. Kelas Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. VII A 17 18 35
2. VII B 18 18 36
3 VII C 16 21 37
4 VII D 17 20 37
5 VII E 16 20 36
Jumlah 84 97 181
6 VIII A 16 17 33
7 VIII B 17 19 36
8 VIII C 18 18 36
9 VIII D 16 18 34
10 VIII E 17 16 33
Jumlah 84 88 172
11 IX A 18 18 36
12 IX B 18 21 39
13 IX C 18 19 37
14 IX D 20 20 40
15 IX E 21 17 38
Jumlah 95 95 190
Jumlah Total 263 280 543

G. SARANA DAN PRASARANA
MTs N Wonokromo sudah memiki gedung baru yang cukup bagus dan relative kondusif, karena bangunan ini baru berdiri pada tahun 2005, Sehingga gempa yang menimpa Bantul dan sekitarnya pada tahun 2006 tidak merobohkan bagunan sekolah yang baru tersebut. Akan tetapi, ada beberapa bangunan lama yang sebenarnya sudah tidak layak huni akibat gempa kala itu, tetapi bangunan-bangunan tersebut masih difungsikan. Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki MTs N Wonokromo ini antara lain:
- 15 ruang kelas
- Ruang tata usaha
- Ruang kepala sekolah
- Ruang wakil kepala sekolah
- Ruang guru
- Perpustakaan
- Laboratorium komputer dan Internet
- Ruang bimbingan konseling
- Ruang serbaguna / aula
- Dua ruang kantin
- Ruang UKS
- Ruang piket
- Ruang OSIS
- Ruang Pramuka
- Lapangan basket
- Halaman dan taman sekolah
- Tempat parkir sepeda siswa
- Tempat parkir sepeda motor guru dan karyawan
- 13 kamar mandi
- Ruang piket
- Ruang penjaga sekolah (Pak Bon)
- Ruang jaga Satuan Pengamanan (Satpam) sekolah
- Ruang ketrampilan
- Ruang AVA (Audio Visual dan Auditori)
- Gudang
- Mushola

Adapun ruang yang sudah tidak dapat difungsikan akibat gempa antara lain:
- Laboratorium IPA
- Ruang koperasi
- Ruang alat-alat olahraga




















BAB II
PELAKSANAAN PPL-KKN INTEGRATIF DAN ANALISIS

A. KEGIATAN PEMBELAJARAN
1. Observasi Pembelajaran
Sebelum melaksanakan tugas praktik mengajar secara langsung di kelas, diperlukan observasi pembelajaran, hal ini penting karena mahasiswa pratikan akan mengetahui secara langsung proses jalanya kegiatan belajar mengajar di kelas, dan kegiatan tersebut harus dilaksankan mahasiswa pratikan selama beberapa kurun waktu tertentu. Pada pelaksanaan observasi pembelajaran ini pratikan mengisi lembar observasi yang telah disediakan oleh pihak Fakultas. Lembar observasi tersebut berisi hasil pengamatan atas kejadian yang berlangsung atau muncul pada saat KBM mulai dari awal hingga akhir jam pelajaran, diantaranya meliputi: persiapan pembelajaran, pengorganisasian materi, pembuatan langkah-langkah pembelajaran, keterampilan membuka pelajaran, menarik perhatian siswa dan membuat apersepsi, melakukan pre-test, keterampilan menjelaskan materi, menggunakan metode dan strategi serta mengevaluasi hasil pembelajaran. Adapun lembar obseravsi tersebut sebagai mana terlampir
Observasi dilaksanakan pada jam dan kelas yang berbeda. Hal ini dilakukan karena pertimbangan waktu agar lebih efesien sehingga pada pertemuan berikutnya mahasiswa praktikkan sudah dapat melaksanakan praktik pembelajaran.
Dengan adanya observasi pratikan dapat menggunakan hasil dari observasi tersebut dalam menentukan metode, teknik, strategi serta evaluasi dalam melaksanakan praktik pembelajaran

2. Persiapan Pembelajaran
Sebelum melaksanakan praktek pembelajaran, masing-masing mahasiswa terlebih dahulu melakukan persipan diantaranya dengan berkonsultasi dengan guru pembimbing bidang studi yang diampunya sesuai dengan prodi yang diambil. Dalam kegiatan konsultasi mahasiswa menanyakan tentang pengaturan jadwal yang meliputi materi, ruang kelas, hari, dan jam mengajar.
Beberapa langkah mahasiswa antara lain :
a) Konsultasi tentang materi yang akan diajarkan
b) Konsultsi tentang penyusunan SAP dan RPP
c) Mempersiapkan media/alat bantu pembelajaran
d) Menyerahkan satuan pembelajaran dan RPP kepada guru pembimbing bidang studi (sesuai kesepakatan)
e) Sharing/tukar ide pengalaman tentang pembelajaran dan berbagai macam hal yang terkait dengan pembelajaran.
Hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan pembelajaran di antaranya:
a. Persiapan fisik dan mental
Praktik pembelajaran akan berjalan dinamis ketika proses belajar mengajar didukung oleh faktor kesiapan fisik/daya tahan tubuh yang dimiliki oleh mahasiswa praktikan. Begitu juga dengan kesiapan mental, karena kendala di lapangan nantinya dapat disikapi secara arif dan bijaksana ketika mental dalam keadaan stabil.
b. Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kegiatan ini dilakukan sebelum mahasiswa praktikan melakukan praktik pembelajaran di ruang kelas. Pembuatan rencana pembelajaran dilakukan terlebih dahulu dengan mengonsultasikan kepada guru pembimbing. Adapun gunanya adalah untuk mengatur agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Dalam hal ini masing-masing mahasiswa membuat RPP sesui dengan kasepakatan (versi) masing-masing dari segi kelengkapan, format, dan sebagainya.
c. Penguasaan materi
Penguasaan materi merupakan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru/mahasiswa praktikan. Tanpa penguasaan materi maka metode apapun yang digunakan akan menghadapi kendala yang rumit dalam proses pembelajaran yang tidak akan berjalan baik.
Secara umum, seorang guru harus memiliki beberapa kompetensi seperi yang telah disebutklan sebelumnya, yaitu: kompetensi personal, yang berhubungan dengan sikap dan kepribadian. Kompetensi sosial, yang berkaitan dengan cara mahasiswa praktikan sebagai calon guru menempatkan diri dalam lingkungan dan cara menjalin hubungan dengan orang lain. Kompetensi profesional, yakni kemampuan dalam menguasai keilmuan/pengetahuan atau bidang studi dan langkah kajian kritis pendahuluan isi bidang studi.
Contoh Data rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlampir

3. Pelaksanaan Praktik Pembelajaran
Setelah dilaksanakan observasi dan persiapan pembelajaran bersama guru pembimbing masing-masing mata pelajaran (jurusan), baru kemudian mahasiswa PPL mulai melaksanaan praktik pembelajaran.
Praktik pembelajaran dilakukan dengan kekayaan keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing mahasiswa. Adapun kegiatan tersebut antara lain:
a. Membuka pelajaran
Membuka pelajaran dimulai ketika pemberian salam yang dilakukan oleh mahasiswa praktikan sebagai calon guru, dan membaca basmalah mempresentasi siswa kemudian apersepsi
b. Menyampaikan materi
Dalam menyampaikan materi seorang guru menggunakan beberapa metode, diantarnya yaitu: ceramah singkat, tanya jawab, drama, diskusi, dll.
c. Menutup pelajaran
Dalam menutup pelajaran seorang guru memberikan kesimpulan dari materi yang disampaikan, selain itu memberikan post-test atau dapat berupa pesan-pesan arif dan bijaksana.
d. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan oleh seorang guru kepada siswanya dapat menggunakan evaluasi tes tertulis maupun tes lisan. Evaluasi ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar kemampuan siswa dalam menyerap materi yang disampaikan oleh guru.
Dalam pelaksanaan praktik pembelajaran, seorang mahasiswa praktikan dituntut untuk mampu mengembangkan empat kompetensi atau kemampuan yang meliputi kompetensi pedagogis, profesional, personal dan sosial, dimana mahasiswa praktikan belajar banyak hal terutama aplikasi pengetahuan yang didapatkan melalui bangku kuliah. Yang menjadi PR terbesar bagi praktikan adalah bagaimana mampu mengelola kelas dengan baik. Ketika dihadapakan dengan kondisi anak-anak yang tidak mau memperhatikan dan lain- lain.
Tapi seiring berjalannya waktu mahasiswa praktikan mulai mampu beradaptasi dan memperbaiki kekurangan yang ada. Dengan observasi yang sudah dilakukan mahasiswa praktikan mulai menghafal nama-nama siswa dengan harapan hal itu dapat memperlancar praktik pembelajaran. Mahasiswa praktikan berusaha untuk dapat menyesuiakan praktik pembelajaran dilapangan (kelas) dengan RPP. Pada praktik pembelajaran ini mahaiswa praktikan diberi kekuasaan dan tangungjawab penuh terhadap kelas yang diampu.
Berdasarkan ketetapan yang telah ditetapkan oleh pihak panitia PPL-KKN dan kesepakatan antara mahasiswa praktikan dengan guru pembimbing, bahwa batas minimal dalam praktik pembelajaran dan banyaknya penilaian adalah 8 kali, artinya minimal kita harus praktik sebanyak 8 kali dan mendapatkan nilai praktik mengajar juga sebanyak 8 kali. Meskipun ada ketetapan seperti ini, para praktikan tidak semua maju sebanyak hanya 8 kali saja, bahkan ada yang melebihi kuota, yakni sampai 11, 12, dan seterusnya.
Di luar itu, praktik pembelajaran juga dilakukan mahasiswa praktikan ketika ada guru yang berhalangan hadir dan itu tidak membuat RPP atau terkadang menggunakan RPP guru yang abstain tersebut. Sehingga tak jarang mahasiswa praktikan diminta mendampingi di kelas dalam segala bentuk kegiatan termasuk ulangan-ulangan harian.

B. KEGIATAN PERSEKOLAHAN
Pelaksanaan praktik kegiatan persekolahan yang dilakukan mahasiswa praktikan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati antara mahasiswa praktikan dengan pihak sekolah. Untuk praktik persekolahan, pihak sekolah menempatkan mahasiswa praktikan di beberapa tempat, antara lain: Tata Usaha (TU), Bimbingan dan Konseling Sekolah (BKS), Guru Piket, dan Perpustakaan. Selain itu secara tentatif, juga mahasiswa praktikan disertakan dalam pendampingan kegiatan, kurikulum dan ektra kulikuler.(Lihat lampiran jadwal persekolahan)

Adapun praktik persekolahan meliputi:
1. Administrasi Siswa
Administrasi siswa di MTs N Wonokromo Bantul berada di bawah koordinasi kesiswaan yang sebelumnya dipegang oleh Bapak Bukhory Marzuki, BA dan kemudian setelah pergantian pengurus dan jabatan digantikan oleh Bapak Sugiyono, S.Pd yang sekarang menjabat Waka Kesiswaan.
Beberapa hal yang berkaitan dengan administrasi siswa (kesiswaan) antara lain :
a) Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Pada kegiatan Penerimaan Siswa Baru di MTs N Wonokromo Tahun Ajaran 2008/2009 ini, mahasiswa praktikan cukup banyak berkecimpung di dalamnya, karena setelah mahasiswa praktikan diserahkan di sekolah, penerimaan siswa baru segera dimulai, bahkan mahasiswa dikutkan dalam rapat pembentukan panitia penerimaan peserta didik baru (PPDB), sehingga kegiatan PPDB cukup banyak melibatkan dan menyita waktu mahasiswa praktikan. Kegiatan Pendaftaran dilaksanakan tanggal 7-9 Juli 2008. Dilanjutkan dengan seleksi dan tes masuk tanggal 10 Juli 2008. Seleksi didasarkan pada Nilai UAN dan Tes Wawancara, kemudian pengumunan disampaikan kepada calon peserta didik (Pesdik) baru pada tanggal 11 Juli 2008. Lebih lengkap Lihat (Lampiran : Kalender Kegiatan PPDB, MOS, dan PBB MTs N Wonokromo).

b) MOS ( Masa Orientasi Siswa )
Kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) di MTs N Wonokromo dilaksanakan mulai hari Senin-Rabo (14-16 Juli 2008), kegiatan ini dipandu oleh panitia khusus dan para pengurus OSIS yang dibantu oleh mahasiwa PPL-KKN. Materi yang disampaikan meliputi : Tata upacara sipil, Wawasan wiyata mandala, Cara belajar siswa, Menyanyi dan Pengenalan lingkungan sekolah.

c) Penataan ruang OSIS, dan Pembinaan Pengurus OSIS
Keberadaan ruang OSIS selama ini tidak dimanfaatkan secara maksimal, bahkan semenjak gempa pembenahan ruang OSIS (yang meliputi administrasi dan setting ruang) tidak terlaksana. Pembinaan pengurus OSIS juga tidak berjalan dengan efektif dikarenakan intensitas waktu yang dimiliki oleh siswa, dan sekolah cukup terbatas.

d) Pengadaan & Pengelolaan Koperasi Siswa (KopSis)
Koperasi Siswa sebelum mahasiswa PPL-KKN diterjunkan sampai pertengahan bulan tidak berjalan. Bahkan tidak memiliki ruangan khusus dan penanganan oleh pengurus, alasan mengapa hal itu terjadi adalah karena ruang yang seharusnya digunakan sebagai ruang Kopsis tidak dapat digunakan karena Gempa. Namun setelah mahasiswa hadir mencoba kembali mengadakan koperasi dan memberdayakannya. Koperasi siswa hanya menyediakan peralatan dan kebutuhan sekolah diantaranya: alat tulis dan peralatan pramuka.

e) Upacara Bendera
Kegiatan upacara Bendera dilaksanakan setiap hari senin dan diikuti oleh seluruh siswa, dewan guru, karyawan dan juga mahasiswa (saat ada PPL-KKN). Petugas upacara adalah kelas yang telah ditunjuk dan melakukan pelatihan terlebih dahulu sebelumnya (hari sabtu) yang ditangani langsung oleh guru khusus yang betugas sebagai pembina petugas upacara.

Pembina petugas upacara diambil dari Kamad, Wakamad, juga guru – guru yang telah dipilih. Sambutan pembina upacara saat upacara berdasarkan pengamatan bisa dikatakan kurang memberikan pengaruh cukup besar terhadap posisi siswa, berisi ceramah – ceramah agama yang sering muncul dan didengar siswa yang kurang interaktif-positif. Seharusnya sambutan berisi beberapa hal yang benar – benar urgen untuk siswa (penekanan, motivasi, bahkan larangan, dll.)
f) PKS,PMR, TONTI
g) UKS dan Penjaringan Kesehatan Siswa
h) Penyelenggaraan Kegiatan Kepramukaan
i) Pengelolaan Mading Siswa
j) Tata tertib Siswa (Terlampir)
k) Pembinaan Olahraga dan Seni

2. Administrasi Personil Sekolah
Dalam setiap berlangsungnya kegiatan sekolah maka unsur manusia merupakan unsur penting, karena kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah sangat ditentukan oleh manusia-manusia yang menjalankannya. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung optimalisasi proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Kepegawaian atau personalia yang ada di sekolah akan menjalankan tugasnya dalam rangka pengelolaan sumber-sumber yang ada dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. mereka itu terdiri dari kepala sekolah, guru, kepala tata usaha, dan karyawan yang masing-masing diberikan tugas dan spesifikasi tersendiri, agar tidak tumpang tindih antar personil.

Berdasarkan tugas dan tanggung jawab yang diampu, administrasi personil dibedakan menjadi :
1. Pengelola Sekolah, yakni kepala sekolah dan wakil kepala sekolah
2. Tenaga Edukatif, yakni guru, petugas laboratorium, guru BP/BKS dan guru wali kelas
3. Tenaga Administrasi, yakni kepala bagian tata usaha dan para stafnya, dan petugas keamanan, dan petugas kebersihan (Cleaning service)

Adapun susunan personil yaitu :
1. Kepala sekolah/Madrasah (Kamad) dengan dibantu empat orang wakil kepala Madrasah (Wakamad) yaitu : Urusan Kurikulum, Urusan Sarpras, Urusan Humas dan Urusan Kesiswaan.
2. Tenaga Edukatif : Guru, Petugas Laborat, Guru BP, Guru rumpun,dan Wali kelas ) berjumlah orang yang terdiri dari:
Jumlah guru tetap/ PNS : 35Orang
GTT (Guru Tidak Tetap) : 5 Orang
Jumlah Total Guru : 40 Orang
3. Tenaga Administrasi : Pegawai tatausaha berjumlah :12 orang , terdiri dari Bapak Masrukhan selaku koordinator Tata Usaha bertanggung jawab secara langsung terhadap urusan personil kepegawaian. Lebih Lengkap Baca lampiran : (Pembagian tugas guru dan karyawan dalam kegiatan proses belajar mengajar)

Adapun program kerja tahunan administrasi personil/ kepegawaian antara lain:
1. Laporan bulanan
2. Laporan semesteran
3. Laporan tahunan
4. Pelayanan perpustakaan
5. Kenaikan pangkat/ gaji
6. Pengelolaan administrasi kepegawaian

Sedang administrasi personil antara lain :
1. Daftar keadaan kepala sekolah dan guru permata pelajaran, pendidikan dan umur.
2. Buku induk pegawai
Buku induk pegawai merupakan buku yang berisi tentang data pegawai meliputi daftar riwayat hidup, daftar surat keputusan (SK), mutasi, NIP, yang ditentukan oleh pemerintah pusat, daftar pendidikan yang bersangkutan.
3. Mutasi
Mutasi merupakan buku yang mencatat data keluar amsuknya pegawai.
4. Daftar Urut Pegawai (DUK)
Adalah buku yang berisi urutan kepangkatan dari yang tertinggi sampai yang terendah berdasarkan golongan masa kerja dan usia.
5. Daftar Kenaikan Gaji Berkala (KGB)
Adalah buku yang berisi tentang kenaikan gaji pegawai. Kenaikan dilakuan tiap 2 tahun sekali.
6. Kenaikan Tingkat
Berisi tentang kenaikan pangkat atau golongan pegawai yang disesuaikan dengan masa kerja Untuk karyawan, kenaikan tingkat biasanya dilakukan 4 tahun. Sedangkan untuk guru, kenaikan pangkat atau golongan dengan mengumpulkan poin Penentuan Angka Kredit (PAK)
7. Daftar Absensi
Adalah buku yang berisi daftar hadir para pegawai, karyawan atau dewan guru.
8. Tata Tertib
Adalah buku yang memuat tata tertib yang mengatur cara kerja pegawai dan atau para guru beserta sangsi-sangsinya. Hal ini dilakukan demi kelancaran tugas-tugas mereka.
9. Pembagian Tugas Pegawai Tata Usaha
Yaitu administrasi kepegawaian memuat pembagian tugas-tugas kerja yang harus dilaksanakan olh para pegawai TU. Biasanya format pembagian tugas ini ditempel di meja masing-masing.
10. Kesejahteraan Pegawai
Administrasi ini mengurusi tentang kesejahteraan pegawai yang diperoleh dari koperasi, intensif kerja dana sosial dan hak kesehatan.
11. Catatan Cuti
Adalah buku yang berisi permohonan cuti para pegawai maupun para guru, misalnya: tugas belajar, naik haji, melahirkan bagi guru wanita dan lain sebagainya.
12. Daftar Pensiun Pegawai
Adalah buku yang berisi daftar pegawai yang sudah pensiun atau akan pensiun. Mereka didaftar berdasarkan usia mereka. Untuk guru jatah pensiun 60 tahun dan untuk pegawai jatah pensiun 56 tahun.

a. Humas
Administrasi hubungan masyarakat adalah salah satu usaha untuk mewujudkan hubungan yang menimbulkan opini publik yang menguntungkan. Hubungan masyarakat bukan hanya terjadi di sekolah akan tetapi juga terjadi di luar sekolah dan bahkan di semua bentuk komunikasi tentang masalah pendidikan yang ada di masyarakat.
Hubungan sekolah dengan masyarakat berupa:
1. Membina hubungan masyarakat sekolah dengan orang tua
2. Membina hubugan antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain
3. Membina hubungan antar lembaga pemerintah, lembaga sosial, dan dunia usaha
4. Membina hubungan dengan warga sekolah
5. Mengadakan pertemuan-pertemuan (Pertemuan Waka, KTU, Wali kelas, Ketua Rumpun, dll)
6. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara terbuka
7. Study Wisata, dan Pelaksanaan bakti Masyarakat
8. Pelaksanaan PHBI, dan Lomba- Lomba.
Hubungan sekolah MTs N Wonokromo dengan masyarakat kurang terjalin dengan baik. Hal itu disebabkan masyarakat di sekitar MTs N Wonokromo sibuk bekerja sehingga komunikasi antara pihak sekolah dan masyarakat dirasa sangat kurang. Kultur dan sosial masyarakat sekitar MTs N Wonokromo dapat dikategorikan pada golongan menengah kebawah sehingga masih memiliki budaya Patron (ketergantungan) yang berakibat cukup serius terhadap beberapa kegiatan MTs N Wonokromo.

3. Administrasi Sarana dan Prasarana
Secara etimologis prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan, dalam pendidikan misalnya; lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan sebagainya. Sedang sarana adalah merupakan alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan, misalnya buku, perpustakaan laboratorium, ruang kelas dan sebagainya.
Sedangkan menurut keputusan Mentri P dan K No. 079/1975, sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu;
1. Bangunan dan perabot sekolah
2. Alat pelajaran yang terdiri dari, pembukuan dan alat-alat peraga laboratorium
3. Media pendidikan yang dapat dikelompokan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat penampil.
Sebagai penanggungjawab pada urusan sarana dan prasarana di MTs N Wonokromo adalah Wakamad urusan sarana dan prasarana yaitu Bapak Bukhory Marzuqi, BA, bekerjasama dengan semua unsur yang berkaitan dengan sarana dan prasarana di MTs N Wonokromo. Sarana dan prasarana yang ada di MTs N Wonokromo berupa fasilitas penunjang proses belajar mengajar seperti laboratorium IPA (Fisika, Kimia, Biologi) dalam keadaan tidak siap pakai, laboratorium komputer, perpustakaan, UKS, Musholla, ruang BK/BP, ruang baca (Perpustakaan), Ruang Pramuka, Ruang kelas, Ruang AVA yang berisi OHP, LCD, TV, Tape dan lainnya.
(data sarana dan prasarana penunjang yang ada di MTs N Wonokromo. ada terlampir)
4. Administrasi Bimbingan dan Konseling
a. Pengertian dan Tujuan
Bimbingan dan konseling memiliki pengertian dan tujuan bahwa bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.
Kegiatan bimbingan dan konseling di MTsN Wonokromo ini, yang bertanggung jawab adalah Bapak Budi Rahardjo, S.Pd sebagai koordinator guru bimbingan dan konseling, dan guru-guru BK lainnya.
Adapun tujuan dengan adanya kegiatan bimbingan konseling ini adalah sebagai berikut :
· Membantu murid untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan minat, pribadi, hasil belajar serta kesempatan yang ada
· Membantu proses sosialisasi dan sensivitas kepada kebutuhan orang lain
· Memberikan dorongan dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan
· Mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri
· Membantu dalam memahami tingkah laku manusia
· Membantu siswa untuk memperoleh kepuasan pribadi dan dalam penyesuaian diri secara maksimum terhadap masyarakat

b. Fungsi Bimbingan dan Konseling/ Bimbingan Penyuluhan
Pelayanan bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yaitu:
1) Fungsi Pemahaman
Yakni fungsi BK akan menghasilkan pemahaman pada siswa meliputi: pemahaman diri, pemahaman lingkungan dan pemahaman tentang rencana masa depan siswa.
2) Fungsi Pencegahan
Yaitu tercegahnya atau terhindarnya siswa dari berbagai masalah yang timbul.
3) Fungsi Pengentasan
Yakni terentasnya atau teratasinya berbagai masalah yang dialami peserta didik.
4) Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Yakni terpelihara dan berkembangnya berbagai potensi yang ada pada siswa secara optimal dan berkelanjutan.
Tujuan dan fungsi tersebut di atas dapat diwujudkan melalui penyelenggaraan berbagai jenis layanan. Di MTsN Wonokromo mengembangkan beberapa program layanan, antara lain :
1. Layanan Orientasi
2. Layanan Informasi
3. layanan Penempatan dan Penyaluran
4. Layanan Penguasaan Konten
5. Layanan Bimbingan Kelompok
6. Layanan Koseling Kelompok
7. layanan Konsultasi
8. Layanan Mediasi
9. Aplikasi Instrumentasi
10. Cumulative Record
11. Case Conference
12. Home Visit
13. Tampilan Kepustakaan
14. Reveral
Bimbingan dan konseling membantu Kepala Sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a. Penulisan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling.
b. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar.
c. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi dalam kegiatan belajar.
d. Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan yang sesuai.
e. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan konseling.
f. Menyusun statistik hasil penilaian bimbinan dan konseling.
g. Menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling.
h. Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling

c. Tugas Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan penyuluhan bertugas membantu siswa yang sedang mengalami kesulitan, baik dalam masalah belajar, maupun masalah lingkungan keluarga, hingga masalah-masalah yang paling pribadi.
Masalah-masalah umum yang paling banyak dialami oleh siswa dan siswi adalah mengenai pemilihan program, dalam pemilihan program ini bimbingan yang paling dikenal adalah bimbingan karir, dalam hal ini bantuan seorang guru BK sangat dibutuhkan untuk membuka cakrawala berfikir siswa dalam menentukan tujuan atau pilihan yang sesuai dengan bakat dan kemampuannya.
Masalah-masalah yang ditangani BK juga menyangkut masalah-masalah lain, bila masalah-masalah siswa tersebut perlu diketahui oleh orang tua, maka akan ada surat pemberitahuan dari pihak sekolah, agar orang tuanya dapat menemui guru BK disekolah.
Masalah-masalah kesulitan-kesulitan yang sering ditangani oleh BK di MTsN Wonokromo adalah sebagai berikut:
- Tentang masalah belajar
- Tentang masalah pribadi
- Tentang masalah social, di rumah dan di sekolah.

d. Hambatan-hambatan Bimbingan dan Penyuluhan
Dalam melaksanakan tugas-tugas bimbingan dan penyuluhan, para guru /BK menemui berbagai macam hambatan, diantaranya: Orang tua/ wali sulit diminta hadir ke sekolah, siswa menutup diri terhadap problem yang dialmaninya, dll. (Program kegiatan BK tercantum dalam lampiran)

5. Administrasi Pusat Sumber Belajar ( Perpustakaan )
Perpustakaan sering dikaitkan dengan konsep pendidikan modern sekarang ini yang lebih mementingkan aktifitas & kreatifitas peserta didik daripada menerima dengan cara pasif segala ajaran yang berasal dari sang guru. Perpustakaan merupakan partner terbaik dalam merealisasikan proses pembelajaran mandiri bagi peserta didik. Di perpustakaan inilah peserta didik dapat belajar secara aktif dan kreatif secara mandiri.
Di perpustakaan ini, pendukung Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) bisa tepat guna dijalankan, baik dalam pendalaman aspek kognitif, afektif, normatif, performance, eksplorasi dan produksi. Untuk itu, jadilah perpustakaan sebagai penggodokan peserta didik secara mandiri.
Perpustakaan di sekolah MTs N Wonokromo., menyediakan buku yang sesuai dengan program studi yang ada. Buku yang ada tidak hanya untuk siswa tetapi juga untuk guru. Jenis buku antara lain: buku pelajaran, buku paket, sains, buku tokoh tokoh fiksi, surat kabar dan majalah. (Koleksi bahan pustaka dan fasilitas penunjang perpustakaan terlampir)
Tidak semua buku yang ada di perpustkaan bisa dipinjam oleh siswa. Hal ini dikarenakan jumlah buku tersebut tidak memadai, sehingga buku tersebut hanya bisa dipinjam saat pelajaran berlangsung dan langsung dikembalikan saat pelajaran berakhir.
Saat siswa berada di ruang perpustakaan harus mematuhi tata tertib yang ada. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kenyamanan dan ketertiban perpustakaan. Siswa yang ingin meminjam buku harus menulis di buku peminjaman dan di kartu anggota.(Data kartu peminjaman dan kartu anggota terlampir)
Sebagian buku masih ada yang belum diproses, dikarenakan kurangnya tenaga dan waktu pengelola pusat sumber belajar (perpustakaan) dalam menyelesaiakan setiap hal yang berkaitan dengan perpustakaan.(Data buku yang belum di proses terlampir)
Selain bahan pustaka, terdapat sumbangan dari orang tua siswa yang lulus dikelas IX sebelumnya sebagai bentuk rasa syukur atas kelulusan. Dan ini menjadi tradisi yang terus dikembangkan setiap tahun.
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh praktikan pada perpustakaan ini diantaranya:
1. Membersihkan ruangan/buku
2. Mendata sirkulasi buku (peminjaman dan pengembalian)
3. Menata tata ruang perpustakaan (melakukan pemindahan rak)
4. Melakukan klasifikasi ulang buku
5. Menyortir buku-buku yang sudah tidak terpakai
Untuk pelaksanaan sirkulasi atau penggunaan fasilitas perpustakaan tersebut ada tata tertib yang harus ditaati oleh semua anggota, mengenai wujud tata tertib terlampir dalam halaman lampiran. (Lampiran)
Peminjaman dilakukan setiap hari kerja terutama pada jam-jam istirahat, siswa di beri tenggang waktu 1 pekan untuk peminjaman. Adapun kegiatan dari pengelola perpustakaan secara garis besar meliputi:
a. Melayani peminjaman buku pada siswa, guru dan karyawan.
b. Melayani sarana/ fasilitas untuk membaca.
c. Menerima buku atau koran, dan majalah sumbangan.
d. Menginventarisasi berbagai macam koleksi yang ada.
e. Memproses buku sampai dapat dipinjam
Agar dapat mengelola dan melayani dengan baik dan lancar, maka dilakukan pengklasifikasian terhadap buku yang ada, yaitu dengan mempergunakan kode sesuai dengan jenis buku. Adapun jenis bukunya sebagai berikut:
a. Karya Umum
b. Pendidikan Agama
c. Ilmu-Ilmu Sosial
d. Bahasa
e. Ilmu-Ilmu Murni
f. Kesenian
g. Kesustraan
h. Geografi dan sejarah
Di samping dengan pemberian kode-kode tersebut juga diperlukan buku-buku catatan, yaitu:
a. Buku Inventaris
b. Buku peminjaman buku oleh siswa yang dibawa pulang
c. Data Pengunjung
d. Daftar anggota
Untuk siswa-siswi MTsN Wonokromo setiap anak mempunyai kartu anggota perpustakaan dicatat dalam buku inventaris dan buku anggota perpustakaan, dengan mencantumkan:
a. Nomor anggota
b. Nomor buku
c. Nomor inventaris
d. Tanggal peminjaman dan tanggal pengembalian
e. Tanda tangan
Dalam melaksanakan tugas-tugas perpustakaan, ditemui berbagai macam hambatan, kendala diantaranya adalah susahnya menumbuhkan minat baca siswa dan susahnya membangkitkan siswa untuk hadir keperpustakaan.

6. Administrasi Kurikulum
Administrasi kurikulum merupakan segenap proses (rencana, pelaksanaan dan evaluasi) usaha bersama untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menitik beratkan pada usaha peningkatan kualitas belajar.
Kurikulum dapat dipandang sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Peranan kurikulum sangat penting dalam mencapai tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional. Tujuan pendidikan menggambarkan sosok anak didik yang diinginkan hendak dicapai oleh suatu lembaga pendidikan tertentu. Oleh sebab itu pendidikan dengan jenis dan jenjangnya memerlukan kurikulum tersendiri. Adapun kurikulum yang dipakai oleh MTs N Wonokromo Bantul yogyakarta saat ini yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Secara eksplisit MTs N Wonokromo Bantul telah dan sedang menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Wakil kepala urusan kurikulum saat ini dijabat oleh Dra. Siti Kiswatun. Adapun program Tahun Ajaran 2008/2009 antara lain sebagai berikut:
1. Penerimaan siswa baru sekaligus penyusunan nomor induk siswa
2. Penyusunan kelas
3. Pembagian wali kelas dan koordinator kegiatan
4. Pembagian jadwal belajar mengajar, jadwal piket/guru jaga
5. Membuat buku evaluasi
6. Menyusun prota, prosem RPP dll.
7. Mengadakan pesantren ramadhan
8. Menyusun jadwal ujian remidial
9. Menyusun kalender pendidikan
10. Program intensif les kelas III : Pembentukan time UAN dan pelaksanaan les kelas III
11. Pembagian raport semester I dan II
12. Menyusun program unggulan dan pendalaman materi.
13. Mengadakan evaluasi : try out kelas III, mid semester I dan II, Tes Pelaksanaan Hasil Belajar Semester (TPHBS), UAN (mencakup pendaftaran, pelaksanaan dan penyelesaian), sumatif semester II
14. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
15. Menyelenggarakan Sidang-sidang kenaikan kelas.
Program kerja administrasi yang sudah terlasksana dengan mengikutsertakan peran mahasiswa di MTsN Wonokromo adalah sebagai berikut:
1) Penyusunan program kerja Madrasah
Yaitu menyusun SK pembagian tugas guru dalam kegiatan belajar mengajar, ekstra kurikuler, bimbingan dan konseling sekolah dan lain-lain.
2) Penyusunan Jadwal Pelajaran
Tujuan dari penyusunan jadwal pelajaran adalah supaya kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara teratur. Tugas menyusun jadwal pelajaran, jadwal guru piket, dan jadwal kegiatan ekstra kurikuler menjadi tanggungjawab urusan kurikulum.
3) Penyusunan induk siswa
Tujuan penyusunan induk siswa sebagai bentuk formalitas status dan identitas siswa juga sebagai bahan untuk keberlangsunagan UAN.
4) Penyusunan kelas dan Pembagian wali kelas dan koordinator kegiatan
5) Penyelenggaraan Evaluasi
6) Ekstrakurikuler / Ketrampilan
Pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuer berada di bawah Wakamad Urusan Kurikulum dan Wakamad Urusan Kesiswaan. Adapun kegiatan ekstra yang dilaksanakan di MTsN wonokromo antara lain les Iqro, les bahasa Arab dn bahasa Inggris, IPA, les matematika, Les Musik dan les seni rupa.

7. Administrasi Keuangan
Keuangan menjadi bagian yang mau tidak mau harus ada di setiap bagian dari kegiatan kehidupan. Begitu juga sekolah yang memang membutuhkan dana yang tidak sedikit tapi harapannya biaya masuk yang dibayar oleh siswa akan sebanding dengan fasilitas, sarana dan prasarana yang akan dinikamti oleh siswa sendiri. Untuk mahasiswa PPl memang tidak membantu terkait dengan urusan keuangan.
Adminisrasi keuangan dalam hal ini yang bertugas dan bertanggungjawab adalah bendahara umum madrasah MTs N Wonokromo yaitu Ibu Bidayah. Untuk sumber dana maupun realisasi APBS dapat dilihat secara eksplisit pada lembar terlampir..



C. KEGIATAN PENGABDIAN DAN PENGEMBANGAN
1. Kegiatan Pengabdian dan Pengembangan
a. Bidang Agama
1) Mengadakan Al-Qur’an dan fasilitas ibadah serta perlengkapan Musholla Al-Hikmah MTs N Wonokromo

Tujuan : Memperbanyak Al-Qur’an dan peralatan ibadah serta perlengkapan mushola yang masih minim sehingga dapat dimanfaatkan oleh siswa secara optimal
Bentuk : è Pengadaan perlengkapan ibadah dan perlengkapan mushola dengan mengajuan proposal ke Kanwil Depag Propinsi D.I.Yogyakarta.
Sasaran : Mushola Al-Hikmah MTsN Wonokromo
Tempat : Mushola Al-Hikmah MTsN Wonokromo
Waktu : Juli – September 2008
Hasil : è 6 Al-Qur’an, 21 surat Yasin dan 15 Juz ’Amma dengan terjemahanya, 1 jam dinding, 2 kaligrafi dan 1 keset
Dana : Rp 170.000,-
Hambatan : Minimnya jaringan sekolah ke instansi lain
Solusi : Mencoba menjalin jaringan ke Kanwil Depag Prop.DIY
PJ : Widyah Ningsih dan Farhan Nasuhi

2) Pembiasaan kegiatan Islami (Sholat Dhuhur berjamaah)

Tujuan : Membudayakan kegiatan sholat Dhuhur berjamaah di linkungan MTsN Wonokromo
Bentuk : Sholat Dhuhur berjamaah
Sasaran : Warga MTsN Wonokromo
Tempat : Mushola Al-Himah MTsN Wonokromo
Waktu : Rutin (harian)
PJ : Koordinator Harian PPL-KKN

3) Kegiatan lomba Adzan dalam rangka HUT RI

Tujuan : Melakukan penguatan syiar Islam secara internal dan menjaring bakat dan minat siswa dalam mengumandangkan azan
Bentuk : Lomba Adzan
Sasaran : Siswa MTsN Wonokromo
Tempat : Mushola MTsN Wonokromo
Waktu : 20 Agustus 2008
PJ : Farhan Nasuhi

4) Kegiatan lomba Da’i dalam rangka HUT RI

Tujuan : Memperkuat syiar Islam dan menjaring bakat dan minat siswa dalam mempelajari dan menyiarkan agama
Bentuk : Lomba da’i
Sasaran : Siswa MTsN Wonokromo
Tempat : Sekretariat PPL-KKN
Waktu : 21 Agustus 2008
PJ : Nugroho Sumaryanto

b. Penguatan Kelembagaan
1) Lomba penulisan MOTIVASI dan Puisi

Tujuan : Mengetahui motovasi siswa baru masuk di MTs N Wonokromo Bantul
Bentuk : Penulisan Motivasi masuk MTs dan Puisi
Sasaran : Siswa baru kelas VII A - E
Peserta : 5 siswa utusan setiap kelas x 5 kelas = 15 Siswa
Tempat : MTs N Wonokromo
Waktu : Tanggal 07 – 09 Juli 2008
Hasil : Juara 1 – 3 lomba tulis motivasi dan juara 1 – 3 lomba tulis puisi
PJ : Denis Haruna

2) Membantu workshop manajemen mutu Madrasah

Tujuan : Meningkatkan semangat dan kualitas kinerja seluruh Guru dan Karyawan MTs Negeri Wonokromo Bantul
Bentuk : Workshop
Sasaran : Seluruh Guru dan Karyawan MTs N Wonokromo
Tempat : Kelas VII A dan VII B MTsN Wonokromo
Waktu : 13 Juli 2008
PJ : Fathul Mujib, Dennis Haruna dan Nugroho Sumaryanto

3) Pelatihan jurnalistik bagi siswa

Tujuan : Meningkatkan kreatifitas dan memompa minat menulis siswa MTsN Wonokromo
Bentuk : Pelatihan jurnalistik
Sasaran : Siswa MTsN Wonokromo
Tempat : Kelas VII A dan VII B MTsN Wonokromo
Waktu : 29 Agustus 2008
PJ : Fathul Mujib

4) Pelatihan komputer dan internet bagi Guru dan Karyawan

Tujuan : Meningkatkan ketrampilan guru dan Karyawan MTsN Wonokromo dalam menggunakan komputer dan internet
Bentuk : pelatihan komputer dan internet
Sasaran : Guru dan Karyawan MTsN Wonokromo
Peserta : 20 Orang dari Guru dan Karyawan MTs N Wonokromo
Tempat : Ruang Laboratorium Komputer dan Internet MTsN Wonokromo
Waktu : 10 September 2008
PJ : Nugroho Sumaryanto

5) Pendampingan Upacara HUT RI ke 63

Tujuan : Meningkatkan rasa nasionalisme dan penghargaan kepada para pejuang bangsa.
Bentuk : Upacara pengibaran sang saka merah putih
Sasaran : Guru dan Karyawan serta siswa-siswi MTsN Wonokromo kelas VII dan IX
Peserta : + 380 Orang dari Guru dan Karyawan serta siswa MTs N Wonokromo
Tempat : Lapangan Segoroyoso Kec. Pleret Kab. Bantul
Waktu : Hari Minggu tanggal 17 Agustus 2008 Pukul.09.00 s.d 10.30 WIB
PJ : Kelompok

6) Penyuluhan Kesehatan dari Puskesmas

Tujuan : Mengenalkan kepada siswa baru akan arti pentingnya menjaga kesehatan
Bentuk : Penyuluhan gigi, mata berat badan dan kesehatan umum
Sasaran : Siswa baru kelas VII A - E
Peserta : 181 Siswa
Tempat : Ruang Ketrampilan
Waktu : Tanggal 03 Agustus 2008 pukul 08.00 – 10.00 WIB
PJ : Farhan Nasuhi

7) Bedah Film

Tujuan : Meningkatkan pengetahuan siswa tentang keislaman melalui karya seni bernilai tinggi
Bentuk : Nonton film bersama “Ayat-Ayat Cinta”
Sasaran : Siswa MTs N Wonokromo
Peserta : ­+ 25 Peserta
Tempat : Ruang Ketrampilan
Waktu : Tanggal 22 Agustus 2008 Pukul 13.30 – 14.15 WIB
PJ : Denis Haruna

c. Pengembangan Ekstra Kurikuler
1) Pendampingan musik religi (Hadhroh)

Tujuan : Meningkatkan ketrampilan siswa dalam bidang hadroh
Bentuk : Pendampingan Hadroh
Sasaran : Anggota ekstra kurikuler Hadhroh
Tempat : Mushola MTsN Wonokromo
Waktu : Agustus 2008
Hambatan : Sedikit siswa yang tertarik dengan kegiatan Hadroh
Solusi : Mengajak siswa lain untuk berpartisipasi dalam pelatihan hadroh
PJ : Fathul Mujib

2) Pendampingan kemah pertasigalang MTs N Wonokromo

Tujuan : Membantu para guru Pembina dan panitia dalam pendampingan kemah pramuka.
Bentuk : Pendampingan kemah
Sasaran : Siswa kelas VII & IX MTsN Wonokromo
Tempat : Bumi perkemahan Sentolo di Kulon Progo.
Waktu : 21 Juni 2008
Hasil : Kemah berjalan dengan lancar.
Hambatan : Medan perjalanannya cukup sulit dan terjal
Solusi : Berhati-hati dalam perjalanan
PJ : Kelompok

d. Pengembangan Fisik
1) Pengadaan kata-kata mutiara

Tujuan : Dengan adanya kata-kata mutiara (motivasi), maka diharapkan hal ini dapat menjadi motivator bagi siswa
Bentuk : Pengadaan kata-kata mutiara
Sasaran : Lingkungan MTsN Wonokromo
Tempat : Lingkungan MTsN Wonokromo
Waktu : Juli 2008
Dana : Rp 100.000,-
Hambatan : Mencari kata-kata yang tepat yang dapat memotivasi siswa dan mennentukan tempat pemasangan
Solusi : Mencari referensi, berkoordinasi dengan ketua urusan kebersihan MTsN Wonokromo
PJ : Dwi Qorina

2) Pengadaan buku perpustakaan

Tujuan : Menambah koleksi buku di perpustakaan sehingga mampu meningkatkan minat baca siswa
Bentuk : Pengadaan novel dan cerpen islami
Sasaran : Perpustakaan MTsN Wonokromo
Tempat : Perpustakaan MTsN Wonokromo
Waktu : September 2008
Dana : Rp 40.000
Hambatan : Tidak ada hambatan berarti.
PJ : Agung Prayoga

3) Tamanisasi

Tujuan : Memperindah dan menambah koleksi tanaman di lingkungan MTsN Wonokromo
Bentuk : Penataan dan pemeliharaan taman, dan penambahan tanaman
Sasaran : Taman MTsN Wonokromo
Tempat : Taman MTsN Wonokromo
Waktu : Juni – September 2008
Dana : Rp 100.000,-
Hambatan : Kurangnya dukungan secara materi
Solusi : Melaksanakan kegiatan semaksimal mungkin

4) Penataan ruang piket

Tujuan : Memperindah dan menata ruang piket MTsN Wonokromo
Bentuk : Penataan dan perapian ruang piket
Sasaran : Ruang piket MTsN Wonokromo
Tempat : Ruang piket MTsN Wonokromo
Waktu : Agustus 2008
PJ : Widyah Ningsih

5) Penataan Koperasi Siswa (KOPSIS)

Tujuan : Mendayagunakan kembali aset OSIS dan Sekolah yang pernah ada dalam bentuk koperasi
Bentuk : Pembersihan dan penataan Rak Etalase
Sasaran : Etalase KOPSIS lama
Pelaksana : Mahasiswa PPL-KKN
Tempat : Ruang OSIS dan Piket
Waktu : 21 Agustus 2008
Hasil : 1 Etalase dan barang-barang aset KOPSIS lama
PJ : Denis Haruna

6) Penataan Ruang OSIS

Tujuan : Mendayagunakan ruang OSIS dan mengembangkan kepemimpinan OSIS MTs N Wonokromo
Bentuk : Penataan dan perapian Ruang
Sasaran : Ruang OSIS dan Piket
Tempat : Lantai 1 Musholla MTs N Wonokromo
Waktu : 11 Agustus 2008
PJ : Mukhlis Hidayat Rifa’i

7) Penataan Ruang Pramuka

Tujuan : Menambah kerapian serta kebersihan ruang Pramuka
Bentuk : Penataan barang-barang inventaris ruang Pramuka
Sasaran : Ruang Pramuka MTs N Wonokromo
Pelaksana : Mahasiswa PPL-KKN dan Pembina Pramuka
Waktu : 10 Juli 2008
PJ : Fathul Mujib

8) Membantu perapian dan penataan perpustakaan

Tujuan : Merapikan dan menata tata ruang perpustakaan MTsN Wonokromo, dan menyampul, menginventaris, dan memberi kode buku
Bentuk : Penataan dan perapian ruang perpustakaan
Sasaran : Ruang perpustakaan MTsN Wonokromo
Tempat : Ruang perpustakaan MTsN Wonokromo
Waktu : Juli-September 2008
PJ : Mukhlis Hidaat Rifa’i

9) Pelaksanaan kegiatan plangisasi

Tujuan : Memberi penunjuk arah lokasi MTsN Wonokromo
Bentuk : Pengadaan plang penunjuk arah
Sasaran : Lingkungan sekitar MTsN Wonokromo
Tempat : Lingkungan sekitar MTsN Wonokromo
Waktu : Juli 2008
Dana : Rp.150.000,-
PJ : Denis Haruna

10) Pengadaan Rak Tempat Peralatan Kebersihan Kelas

Tujuan : Merapikan dan mengkondisikan penempatan alat-alat kebersihan kelas
Bentuk : Rak
Sasaran : Masing-masing Kelas (kelas VII, VIII & IX)
Tempat : Kelas VII di Gedung lantai 2, Kelas VII di ruang BK dan kelas IX di Ruang OSIS
Waktu : 25 Agustus 2008
Dana : Rp. 500.000,-
PJ : Mukhlis Hidayat Rifa’i

11) Perbaikan Mading OSIS dan papan pengumuman

Tujuan : Memperindah penampilan Mading OSIS agar menambah minat siswa untuk mengisi Mading (Majalah Dinding)
Bentuk : Pengecatan dan perbaikan
Sasaran : Mading lama OSIS dan Perpustakaan
Tempat : Depan Gedung Perpustakaan
Waktu : 03 - 07 Juli 2008
Dana : Rp. 150.000,-
PJ : Mukhlis Hidayat Rifa’i

12) Pengajuan permohonan kerjasama pengecatan lapangan basket

Tujuan : Memperindah penampilan lapangan Basket MTs N Wonokromo agar semakin menarik dan menambah kegemaran siswa berlatih Baskket
Bentuk : Pengajuan Proposal Kerjasama
Sasaran : PT. Nestlle Indonesia Cab. Yogyakarta
Tempat : Yogyakarta
Waktu : Bulan September – Oktober (di luar pelaksanaan PPL-KKN formal)
Hasil : Menunggu negosiasi PT Nestlle.
Hambatan : Keterbatasan pengalaman tentang pengajuan permhonan kerjasama partisipasi aktif
Solusi : Membuat proposal dengan ketelitian semaksimal mungkin
PJ : Farhan Nasuhi

13) Perbaikan komputer di Lab lama

Tujuan : Memanfaatkan komputer yang masih dapat dipulihkan dan dipergunakan
Bentuk : Perbaikan program komputer
Sasaran : Komputer lama
Tempat : Lab lama MTs N Wonokromo lantai 2
Waktu : Tanggal 26 – 28 Juni 2008
Hasil : 5 CPU dan 5 Monitor OK
Hambatan : Keterbatasan alat dan dukungan puhak sekolah
Solusi : Memperbaiki komputer semaksimal mungkin
PJ : Kelompok

14) Penyampulan dan penyetempelan Buku-buku perpustakaan

Tujuan : Merawat buku-buku perpustakaan agar tidak cepat rusak
Bentuk : Penyampulan
Sasaran : Buku-buku baru
Tempat : Perpustakaan MTs N Wonokromo
Waktu : Bulan Juli – September 2008
Hasil : + 800 Buku baru
PJ : Agung Prayoga

15) Pengadaan cermin umum

Tujuan : Memudahkan siswa dan semua warga sekolah untuk melihat kerapian diri
Bentuk : Cermin tempel
Sasaran : Tempat-tempat strategis untuk bercermin
Tempat : Kamar mandi dan Musholla
Waktu : Tanggal 03 Juli 2008
Hasil : 3 buah cermin
PJ : Dwi Qorina

Adapun tugas-tugas pribadi mahasiswa dalam upaya optimalisasi SDM dan sarana prasarana diantaranya :

a. Farhan Nasuhi
1) Pembuatan dan pemasangan nama guru dan staf karyawan di meja tugas

Tujuan : Memudahkan setiap orang yang masuk untuk mengenal secara langsung nama dan letak meja masing-masing guru dan karyawan
Bentuk : Penulisan nama dan NIP
Sasaran : Meja guru dan staf karyawan
Tempat : Di ruang Kamad, Wakamad, TU, Guru dan Perpustakaan
Waktu : Tanggal 10 – 11 Juli 2008
Dana : Rp. 25.000,-

2) Pendampingan Latihan PBB Siswa dan OSIS

Tujuan : Membantu siswa mengenal dan mengamalkan Peraturan Baris Berbaris (PBB) secara matang dan menyenangkan
Bentuk : Pelatihan saat MOS dan menjelang Upacara
Sasaran : Seluruh siswa MTs N Wonokromo
Tempat : Lapangan / Halaman MTs N Wonokromo
Waktu : Tanggal 14 – 17 Juli 2008
Hasil : Pemahaman siswa (OSIS) terhadap Aba-Aba gerakan

3) Penambahan buku koleksi Perpustakaan

Tujuan : Menambah koleksi Buku di Perpustakaan MTs N WK
Bentuk : Sumbangan Buku pelajaran
Sasaran : Perpustakaan
Tempat : MTs N Wonokromo
Waktu : Tanggal 17 September 2008
Hasil : 2 buku PAI untuk SMP kelas VII dan kelas VIII dan 3 buku penunjang

b. Nugroho Sumaryanto
1) Pelatihan Komputer dan Internet bagi Siswa

Tujuan : Mengenalkan kepada siswa pengoperasian komputer dan pencarian data dan informasi melalui situs internet
Bentuk : Pelatihan
Sasaran : Siswa yang berminat
Tempat : Lab. Komputer dan Internet MTs N Wonokromo
Waktu : Tanggal 10 – 12 September 2008
Hasil : 15 Siswa mengikuti pelatihan

c. Agung Prayoga
1) Pelabelan buku baru perpustakaan

Tujuan : Merapikan Penataan, pencarian dan keluar-masuk buku
Bentuk : label
Sasaran : Buku-buku baru
Tempat : Perpstakaan
Waktu : Bulan Agustus 2008
Hasil : + 350 label

2) Penambahan koleksi buku perpustakaan

Tujuan : Melengkapi koleksi buku perpustakaan yang dibutuhkan
Bentuk : Penambahan buku
Sasaran : Perpustakaan MTs Negeri Wonokromo
Tempat : Perpustakaan
Waktu : Bulan September 2008
Hasil : 10 Buku

3) Katalogisasi Buku

Tujuan : Memudahkan pencarian buku di perpustakaan
Bentuk : Penempelan nama buku pada rak buku
Sasaran : Rak-rak buku
Tempat : Perpustakaan MTs Negeri Wonokromo
Waktu : Minggu terakhir pelaksanaan PPL-KKN
Hasil : 15 rak

4) Pembuatan tata tertib peminjaman dan pengembalian buku perpustakaan

Tujuan : Mendisiplinkan Siswa MTs N Wonokromo dalam memanfaatkan pelayanan perpustakaan
Bentuk : Membuat tata tertib dalam bentuk kertas laminating
Sasaran : Perpustakaan
Tempat : Perpustakaan MTs Negeri Wonokromo
Waktu : Tanggal 16 September 2008
Hasil : 2 lembar tata tertib dan tertempel

d. Fathul Mujib
1) Pembagian Software pembelajaran dan foto kegitan PPL-KKN serta CD Music ke Siswa dan Perpustakaan

Tujuan : Menambah koleksi perpustakaan dan memberikan penghargaan pada siswa.
Bentuk : Software program pembelajaran dan Foto-foto dan koleksi lagu-lagu.
Sasaran : Perpustakaan dan siswa
Tempat : Ruang petugas Perpustakaan
Waktu : Tanggal 17 September 2008

2) Les privat piano, Bimbingan UAN

Tujuan : Memanfaatkan fasilitas yang telah tersedia, dan membantu siswa dalam menyiapkan UAN
Bentuk : Pemberian materi, membantu pemecahan masalah / kesulitan belajar
Sasaran : Siswa yang berminat
Tempat : Sekretariat PPL-KKN
Waktu : Bulan Juli – September 2008
Hasil : Nafisatus Sholihah (IX A) Nurul (VII A)

e. Widyah Ningsih
1) Penambahan koleksi buku perpustakaan

Tujuan : Melengkapi koleksi buku perpustakaan yang dibutuhkan
Bentuk : Menyumbangkan Buku
Sasaran : Perpustakaan MTs Negeri Wonokromo
Tempat : Perpustakaan
Waktu : Bulan September 2008
Hasil : 5 Buku

f. Mukhlis Hidayat Rifa’i
1) Penjilidan berkas proposal untuk sekolah

Tujuan : Memberikan sumbangsih berupa konsep pemikiran
Bentuk : Kliping barbagai macam proposal kegiatan
Sasaran : Semua Masyarakat MTs N Wonokromo
Tempat : MTs N Wonokromo
Waktu : Bulan September 2008
Hasil : 1 Jilid berbagai macam Proposal

g. Dwi Qorina
1) Penambahan koleksi buku perpustakaan

Tujuan : Melengkapi koleksi buku perpustakaan yang dibutuhkan
Bentuk : Menyumbangkan Buku
Sasaran : Perpustakaan MTs Negeri Wonokromo
Tempat : Perpustakaan
Waktu : Bulan September 2008
Hasil : 3 Buku

h. Denis Haruna
1) Pembuatan dan penempelan administrasi kelas

Tujuan : Melengkapi data administrasi kelas
Bentuk : Jadwal piket dan susunan pengurus kelas
Sasaran : Kelas VII
Tempat : Ruang kelas
Waktu : Bulan Agustus 2008
Hasil : Kelas VII C

D. ANALISIS KEGIATAN PPL-KKN INTEGRATIF di MTs N WONOKROMO PLERET BANTUL
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan KKN ( Kuliah Kerja Nyata ) Integratif merupakan kegitan baru yang pertamakalinya diterapkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah sebagai hasil implementasi paradigma keilmuan baru UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Baca : Integratif-Interkonektif). Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari PPL I yang sekaligus digabungkan dengan kegiatan KKN, yang mana kegiatan KKN sebelumnya adalah diorientasikan pada masyarakat secara luas sehingga tidak menutup kemungkinan masih banyak ditemukan kekurangan-kekurangan. Oleh karenannya, untuk saat ini kegiatan KKN digabungkan dengan kegiatan PPL II yang lebih diorientasikan pada ’masyarakat’ sekolah dan lebih dikhususkan sebagai upaya pembentukan kematangan mahasiswa dalam menyiapkan diri menjadi tenaga pendidik yang dapat berfikir kritis dan profesional dalam rangka menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bangku kuliah, selain itu juga melaksanakan tanggung jawab besar yaitu membenahi sektor pendidikan yang telah mengalami kesenjangan yang cukup ’akut’ dan sampai saat ini tak kunjung selesai.
PPL-KKN Integratif kemudian menjadi sarana aktualisasi diri dari apa yang telah dipelajari mahasiswa selama menempuh dan mendalami keilmuan (teori) di bangku kuliah. Termasuk di dalamnya adalah kegiatan PPL I yang lebih ditekankan pada upaya pembekalan awal untuk persiapan pada kegiatan PPL II.
Kegiatan PPL-KKN Integratif ini lebih ditekankan pada pembentukan kemampuan, yang secara umum disebut dengan empat kompetensi yakni; kemampuan mengajar (kompetensi pedagogis), kemampuan manajerial sekolah (kompetensi profesional), pemberdayaan masyarakat sekolah (kompetensi personal) dan kemampuan berinteraksi antar masyarakat sekolah (kompetensi sosial). Dari fokus kegiatan tersebut, implementasinya dipilih dalam masing-masing program kerja kegiatan PPL-KKN Integratif yang telah dibuat dengan memperhatikan dan menyesuaikan kondisi serta potensi kedua belah pihak mahasiswa PPL-KKN Integratif dan pihak sekolah.
Untuk mengetahui bagaimana kondisi riil sekolah serta potensi yang dimiliki sekolah maka mahasiswa terlebih dahulu melaksanakan kegiatan Analisis situasi terlebih dahulu.
Pada awal kegiatan mahasiswa melaksanakan observasi terhadap lokasi PPL-KKN integratif yakni MTsN Wonokromo Bantul. Observasi ini bertujuan agar mahasiswa peserta PPL-KKN mendapatkan gambaran fisik serta kondisi psikis yang menyangkut aturan dan tata tertib yang berlaku (potensi) di MTsN Wonokromo, Bantul.
Secara administratif, kegiatan PPL adalah pembentukan kemampuan pengajaran lebih ditekankan pada kegiatan yang mencakup:
1. Penyusunan rancangan pembelajaran.
2. Praktik mengajar terbimbing mandiri.
3. Menerapkan innovasi pembelajaran dalam praktik mengajar dan mempelajari administrasi guru.
Lain dari pada itu, KKN sebagai bentuk pengabdian dan pengembangan lebih ditekankan pada pembentukan kemampuan manajerial, difokuskan pada kegiatan yang mencakup empat bidang (Agama, Penguatan kelembagaan, Pengetahuan, pengalaman extrakulikuler dan bidang fisik):
1. Pengembangan dan pengadaan sarana dan prasarana kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2. Pemberian bantuan tenaga untuk administrasi dan lingkungan sekolah.
3. Pembantuan, pembenahan, dan pengembangan media pembelajaran.
4. Pelatihan dan penyuluhan pada masyarakat sekolah.
5. Pemberdayaan lingkungan dan komunitas sekolah untuk mendukung pengembangan sekolah.
6. dll.

1. Kegiatan PPL II / Praktik Pembelajaran
Praktik pengalam Lapangan (PPL II) merupakan kelanjutan dari PPL I. PPL II merupakan sarana aktualisasi diri dari apa yang telah dipelajari mahasiswa PPL I pada pelaksanaan PPL I sebelumnya.
Adapun, Yang menjadi point penting dalam kegiatan pembelajaran (PPL II) dalam kerangka besar dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu: 1. Observasi pembelajaran, 2. Persiapan pembelajaran, dan 3. Pelaksanaan praktek pembelajaran.
aspek pelajaran yang wajib dilalui dan diselesaikan dengan baik oleh para mahasiswa meliputi: persiapan pembelajaran, pengorganisasian materi, pembuatan langkah-langkah pembelajaran, keterampilan membuka pelajaran, menarik perhatian siswa dan membuat apersepsi, melakukan pre-test, keterampilan menjelaskan materi, menggunakan metode dan strategi serta mengevaluasi hasil pembelajaran, Dan lain-lain.
PPL I bersifat mikro sehingga yang terlibat sepenuhnya adalah mahasiswa, artinya mulai dari alokasi waktu sampai obyek dari kegiatan tersebut belum sepenuh mewakili dari kegiatan yang sebenarnya. Dimana seoarang mahasiswa pada sebuah kelompok dijadikan guru dan yang lainnya adalah muridnya.
Dengan kegiatan PPL II seperti ini mahasiswa diharapkan mampu bagaimana untuk belajar memposisikan diri sebagi guru yang benar – benar guru, sehingga hal ini akan benar – benar melatih mental serta kecakapan mahasiswa untuk memfokuskan pengajaran keterampilan lainnya ” mencapai kompetensi yang diharapkan”.
Ketika penulis melaksanakan praktik PPL II dan memberikan materi Bahasa Arab masih juga belum maksimal artinya masih ditemukan beberapa kekurangan – kekurangan yang dalam istilah kami sebut dengan ’ Kesuksesan yang kurang sukses’. Oleh karena itu penulis sebagai mahasiswa praktikan dituntut untuk lebih dapat memperhatikan bagaimana cara menyajikan materi kepada siswa sehingga bisa diterima dan mudah dipahami dengan baik. Tidak cukup hanya mengetahui teori – teori pembelajaran sebab terkadang teori akan busung dan usang ketika diterapkan dalam kondisi yang berbeda sehingga tak jarang memunculkan situasi sosial yang kurang kondusif .
Di balik itu semua, keinginan untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional dan memiliki sekian kompetensi tentu membutuhkan waktu dan proses yang tidak sebentar. Tidak cukup dalam kurun waktu dua bulan mampu melahirkan sosok guru yang menjadi impian setiap orang, namun setidaknya ini menjadi titik awal pergerakan kita sebagai calon guru untuk memahami lebih dalam lewat banyaknya pengalaman yang kita temukan ketika di lokasi praktik sembari memperkaya wacana ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Dengan PPL II ini mahasiswa pratikan juga diharapkan akan mampu membentuk kematangan mahasiswa dalam menyiapkan diri sebagai tenaga pendidik yang dapat berfikir kritis dan profesional dalam rangka menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku kuliah.
Adapun hambatan dalam Pelaksanaan PPL II dan pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut:

a) Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan PPLII
Selama dalam pelaksanaan PPL II praktikan tidak mengalami hambatan yang berarti, namun demikian bukan berarti tidak ada hal-hal yang dapat menghambat pelaksanaan PPL II. Adapun hal-hal yang dirasakan sebagai sesuatu yang masih mengganjal dalam pelaksanaan kegiatan antara lain:
· Pada saat proses belajar mengajar berlangsung masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan, berbicara dengan temannya atau malah mengganggu ketenangan siswa yang lain meskipun sudah menerapkan sekian teori dan metode tertentu ’Fokus siswa – guru’.
· Masih banyak siswa yang mempunyai kebiasaan keluar kelas pada saat peragantian jam belajar atau dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mengurangi jam efektif belajar termasuk tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa.
· Kurangnya keinginan dan motifasi untuk mempelajari bahasa, karena ada faktor X yang belum terselesaikan dalam beberapa wilayah ( baca ; landasan sosiologis, filosofis, psykologis).
· Masih banyaknya anak yang mencontek saat ulangan, meski sudah diperingatkan.
· Kurangnya minat membaca dari siswa.
· Kurangnya semangat dan rasa tanggungjawab mereka sebagai siswa.
· Kurangnya komunikasi antara Mahasiswa PPL II dengan guru atau karyawan sehingga ada beberapa hal yang kurang optimal.
· Terbatasnya media dan sarana untuk pembelajaran

b) Pemecahan Masalah
Usaha yang dilakukan dalam menghadapi hambatan yang ditemui pada saat kegiatan praktik PPL II antara lain:
· Berusaha mengkomunikasikan dengan pihak sekolah atau guru terkait kendala yang di hadapi di kelas.
· Memahamkan siswa akan posisi mereka dan kewajiban mereka untuk belajar.
· Memotifasi mereka untuk lebih giat belajar.
· Memancing siswa untuk aktif bertanya dan menjawab pertanyaan sehingga pembelajaran lebih hidup dan interaktif. Memberikan tugas-tugas dan latihan.
· Mengingatkan siswa yang ramai, memberi pertanyaan kepada mereka yang tidak memperhatikan.
· Menyarankan siswa untuk membaca diperpustakaan, down load di internet.
· Perlu adanya kerjasama dari setiap komponen sekolah untuk mampu mewujudkan cita- cita bersama. Menciptakan sekolah yang benar- benar berkualitas.
· Dan juga untuk melaksanakan kurikulum KTSP dibutuhkan kerjasama dari semua pihak termasuk orang tua.

2. Kegiatan KKN / Praktik Persekolahan
Kegiatan KKN /praktik persekolahan yang dilakukan mahasiswa meliputi kegiatan – kegiatan yang sifatnya fisik dan non fisik yang dikembangkan dan diorientasikan pada beberapa bidang, yaitu ; Agama, Pengetahuan dan pengalaman Ekstra kurikuler, Penguatan kelembagaan dan bidang fisik.
Dalam melaksanakan praktik KKN kami sangat bersyukur dapat melaksanakan dengan baik sesuai dengan kemampuan yang kami miliki. Banyak sekali beberapa hal berjalan dengan tidak terkonsentrasi sehingga kegiatan berjalan kurang maksimal, efisien dan efektif. Meskipun beberapa aktivitas yang sudah dilakukan cukup memberikan arti yang besar bagi madrasah.
Dalam dinamika kehidupan setiap aktifitas yang kita lakukan hendaknya menuntut diri kita sendiri untuk kemudian dapat memunuhi sekian keinginan konvensional kita dan hajat orang lain. Mengkaji sebuah hasil kegitan atau aktifitas adalah bukan hal yang mudah dan membutuhkan pemikiran yang tidak sempit.
Ada beberapa hambatan dalam Pelaksanaan kegiatan KKN/ Persekolahan sebagai berikut :
· Ruang Guru Piket
Dalam seminggu mahasiswa yang bertugas memperolah tugas sebagai guru piket.Ada beberapa aktifitas yang dikerjakan diantaranya ; menggantikan tugas guru yang berhalangan hadir. Satu sisi cukup menguntungkan karena menambah pengalaman namun terkadang cukup tidak menarik dan kurang maksimal karena kadang beberapa pelajaran yang diberikan tidak sesuai dengan basik keilmuan petugas (pratikan).
· Ruang guru BK
Mahasiswa Pratikan ikut serta membantu kegiatan di BK, namun beberapa aktivitas yang diberikan adalah hanya sekedar mencatat, mengetik, menyalin dan sebagainnya. Untuk aktivitas bimbingan terhadap siswa tidak begitu melibatkan peran mahasiswa.
· Ruang TU
Dalam melaksanakan di ruang TU pratikan tidak begitu dilibatkan dan hanya diberikan dan ditugasi aktivitas yang biasa – biasa ; menulis papan nama, dll.
· Ruang Perpustakaan
Dalam melaksanakan aktifitas diperpustakaan Pratikan ikut andil dalam bebrapa hal diantaranya :
Ø Melayani peminjaman buku pada siswa, guru dan karyawan.
Ø Melayani sarana/ fasilitas untuk membaca.
Ø Menerima buku atau koran, dan majalah sumbangan.
Ø Menginventarisasi berbagai macam koleksi yang ada.
Ø Memproses buku sampai dapat dipinjam
Ø Mencap buku
Ø Melabel buku
Aktifitas perpustakaan menuntut tenaga banyak ditengah – tengah setting ruang yang tidak kondusif dan gedung perpustakaan yang rawan ambruk karena gempa 27 Mei 2006, juga beberapa buku cukup banyak bertumpuk – tumpuk yang tidak ditaruh pada tempatnya menuntut mahasiswa merubah setiing tempat agar sesuai dengan jumlah rak yang ada dan sisa buku yang tidak muat di rak di masukan ke dalam kardus kosong dengan tujuan untuk menyimpannya, sehingga sewaktu-waktu bisa digunakan kembali.

Analisis Secara Umum Kegiatan PPL KKN Integratif di MTs N Wonokromo.

Ø Tentang Potensi Madrasah & Persekolahan ( MTs N Wonokromo)
· Sekolah ini dapat dikatakan memiliki kelengkapan, baik dilihat dari sarana maupun prasarana maupun SDM-nya, namun hal tersebut belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. Jumlah guru yang sudah banyak di dominasi oleh sarjana ( S1, dan S2,) dan juga sudah banyak yang tersertifikasi belum mampu menjamin situasi yang sehat dan kondusif dalam wilayah intern atau ekstern sekolah, beberapa guru belum memahami secara utuh tentang 4 kompetensi yang harus dimiliki orang – orang pendidikan. Sehingga banyak ditemukan beberapa tipe guru yang berjenis berikut diantaranya :
a. Berpotensi besar tapi tidak mau memanfaatkan potensinya untuk kebesaran dan kemajuan madrasah.
b. Punya potensi kecil namun punya semangat dan motivasi untuk memajukan sekolah ”kedepan”
c. Tidak punya potensi dan tidak mau maju serta tidak memiliki visi kedepan untuk keberlangsunagan sekolah.
d. Berpotensi besar dan punya kemauan besar untuk kemajuan dan keberlangsungan sekolah.
Tipe yang keempat ini yang masih sedikit sekali ditemukan di MTs N Wonokromo Bantul.

· Keberadaan kepala sekolah yang masih baru sehingga harus bertindak ekstra hati – hati dalam melakukan adaptasi untuk menemukan hubungan mutualisme atau juga dalam dan untuk memutuskan berbagai macam hal. Sehingga memberikan cukup pengaruh pada keberadaan progam kerja mahasiswa PPL – KKN.

· Sistem kultur mayarakat sekolah sebagian masih mengikuti dan menggunakan budaya masyarakat jawa dahulu yaitu : ” Ewuh – tur –Pekewuh ” dengan orang lain. Sehingga beberapa guru sering terjebak untuk takut memulai ”memberikan masukan serta inisiatif untuk beraktifitas ” demi kemajuan sekolah. Sehingga sering berakibat banyak yang berdalih takut diclaim ’ sok’ yang pada ahirnya tidak melakukan aktivitas karena belum dikasih juknis atau ACC dulu.
· Kurangnya rasa memiliki terhadap madrasah sehingga, masih ditemukan orang yang berfikir ” Tugasmu adalah tugasmu dan bukan menjadi bagian dari aktifitas dan tugas saya”.
· Mendefinisikan keberadaan kepala madrasah sebagai top manager yang kaku.
· Kondisi Sosio -Ekonomi masyarakat yang menjadi wali murid ” menyekolahkan anaknya ke MTs N Wonokromo” rata - rata menegah kebawah cukup berdampak pada keberadaan pendanaan sekolah.
· Minimnya perhatian terhadap siswa, Siswa hanya diberikan materi – materi pelajaran terus menerus tanpa memperhatikan aspek yang lain ( Skill, pengembangan bakat dan minat ), dll.
· Kerjasama atau jaringan dengan pihak luar masih minim. Sedikit sekali guru yang punya kemauan bekerja sama dengan pihak – pihak tertentu dengan pembuatan proposal tertentu.

Solusi :
· Secara umum sekolah harus mampu menyelesaikan diri dalam pemanfaatan kekuatan dan peluang madrasah. Mengadakan pembinaan kepada warga sekolah (guru, staff, dll) untuk membentuk pola pikir baru (new mind set) dalam mengelola pendidikan. Menumbuhkan kepercayaan kepada konsumen agar memperoleh kepuasaan peserta didik. Mencari ’gengsi’ menuju madrasah dengan mutu dan pelayanan yang baik.
· Secara khusus perlu revitalisasi hubungan madrasah dengan masyarakat internal atau eksternal untuk memperoleh simpati. Mengoptimalkan diri dalam upaya bekerja sama dengan pemanfaatan keahlian (expert power).

Ø Tentang Kegiatan PPL – KKN Integratif
· Meskipun beberapa program sudah di konsep dengan perencanaan yang matang namun masih banyak hambatan – hambatan bermunculan sehingga beberapa program kerja tidak selesai tepat pada waktunya. Diantaranya adalah akibat masalah pendanaan, minimnya dana yang diberikan dari pihak panitia PPL-KKN fakultas dan pihak sekolah , sehingga menunut mahasiswa harus berulang kali mengeluarkan uang dari kantong sakunnya masing- masing.
· Masalah komunikasi kultural yang kurang kondusif untuk menjalin kerja sama dengan beberapa orang (guru&staff) dan pihak tertentu (luar) bukanlah pekerjaan yang mudah.
· Penerjunan mahasiswa pada awal tahun ajaran yang bertepatan dengan pergantian kepala sekolah baru, berakibat pada program kerja PPL-KKN secara umum.
· Program kerja madrasah semuanya masih dalam tahap R ”(rencana) ” belum dikomunikasikan lebih lanjut dengan pihak terkait ; komite, guru, wali murid. dll.

Ø Kontribusi & Hasil :
Kontribusi :
1. Sama – sama memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintegrasian mahasiswa dengan masyarakat, khususnya di sekolah.
2. Madrasah memperoleh bantuan tenaga dan pemikiran dalam merencanakan dan melaksanakan keberlangsungan manajemen sekolah.
3. Mahasiswa mampu mengaplikasikan teori – teori yang didapatkan dalam kuliah.

Hasil :
1. Semakin meningkat dan berkembangnya kegiatan belajar mengajar di MTsN Wonokromo Bantul, Yogyakarta. karena ada transfer pengetahuan dan pengalaman antar guru dan mahasiswa pratikan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dengan warga MTsN Wonokromo Bantul, Yogyakarta sebagai upaya meningkatakan kompetensi mahasiswa mencapai kompetensinya
3. Peningkatan dan perkembangan faktor-faktor fisik dan nonfisik warga MTsN Wonokromo Bantul Yogyakarta.

Ø Keterlibatan sekolah :
Sejauh pengamatan kami, keterlibatan sekolah hanya meng- Iyakan beberapa progam kerja mahasiswa PPL-KKN sejauh bernilai konstruksif-kontributif untuk kemaslahatan madrasah.
Untuk pendanaan dari pihak sekolah bisa dikatakan sangat minim disamping Anggaran Pendapatan Belanja Madrasah baru dalam proses perencanaan (RAPBM).
Namun itu semua cukup beralasan secara rasional dan logis karena penerjunan mahasiswa PPL-KKN berlangsung ditahun ajaran baru dan awal pergantian kepengurusan sekolah. Juga kondisi sosilogis sekolah memang didominasi oleh masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah kebawah. yang juga disebabkan rata – rata siswa yang mendaftar adalah masih menjadikan MTs N Wonokromo sebagai Second Class.





BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Program PPL-KKN Integratif di MTs N Wonokromo Pleret Bantul dengan tema : “Optimalisasi Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana Menuju Madrasah Yang Berkualitas dan Profesional Berbasis KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)” secara umum dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Adapun kendala yang lahir di tengah perjalanan hanyalah sebuah dinamika keharusan dari sebuah dialektika yang diterima dan harus disikapi dengan arif dan bijaksana. Hal tersebut semata demi mencari formulasi yang tepat dalam memecahkan problematika yang ditemui.
PPL-KKN Integratif selama kurang lebih tiga bulan ini adalah program yang sangat penting dan berarti bagi mahasiswa dan masyarkat sekolah. Dengan adanya kegiatan ini maka menjadi lengkaplah ilmu yang telah diterima dan dapat dijadikan sebagai bekal oleh mahasiswa. Ketika teori saja yang diterima oleh mahasiswa sementara tidak pernah mengenal lingkungan pendidikan yang riil dan sebenarnya, maka ada jurang yang mengganggu. Ada keterputusan antara teori dengan riil yang terjadi. Sehingga dengan penyatuan kegiatan (integrasi) antara PPL dan KKN benar – benar dapat mengantarkan mahasiswa Fakultas Tarbiyah sebagai calon guru untuk mampu memperkuat kompetensinya (Pedagogik, Profesional, Personal dan Sosial) dan kedepan akan menciptakan intelektual – intelektual yang mampu melakukan perubahan. Sehingga para pendidik mampu menjadi problem solver atas problem pendidikan yang telah mengalami kemunduran seperti saat ini.

B. Saran-saran
Selain hal – hal positif yang banyak kami temui dalam PPL-KKN Integratif ini, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam rangka perbaikan untuk PPL-KKN Integratif yang akan datang. Demi kemajuan bersama penulis memberikan beberapa saran :

o Bagi panitia PPL-KKN Integratif Fakultas Tarbiyah
§ Persiapan pelaksanaan PPL-KKN harus lebih dimatangkan dan diperbaiki jangan terlalu dipaksakan karena kegiatan ini sangat penting, jangan sampai merugikan pihak – pihak tertentu.
§ Dalam pelaksanaan PPL-KKN Integratif hendaknya ada komunikasi dan penjelasan yang lebih rinci dan lebih baik antar panitia, mahasiswa praktikan dan pihak lembaga sekolah. Sehingga tidak ada kesalahpahaman komunikasi dalam pelaksanaannya.
§ Dalam meningkatkan hubungan kemitraan yang harmonis antara pihak lembaga sekolah dengan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, hendaklah saling memberikan sumbangan pemikiran dalam mengembangkan kedua lembaga pendidikan tersebut, sehingga para guru sebagai unsur terpenting dalam pendidikan akan mampu meningkatkan kompetensinya secara baik tidak hanya lewat forum PPL-KKN Integratif ini saja.
o Bagi Pihak Sekolah
§ Mendalami manajemen mutu madrasah agar mampu mencapai terwujudnya madrasah yang berkualitas, bermutu dan profesional tidak menjadi second class.
§ Meningkatkan fasilitas pembelajaran agar proses KBM lebih efektif.
§ Harapannya madrasah dapat meningkatkan profesionalisme pendidik dengan demikian dapat membentuk peserta didik yang beriman dan berprestasi dengan cara membenahi evaluasi, metode pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan keterampilan peserta didik.
§ Untuk lebih memperhatikan dan mengorientasikan diri pada peserta didik atau kesiswaan berikan perlakuan dan pelayanan yang baik terhadap peserta didik.
§ Meningkatkan komunikasi terbuka sesama warga sekolah.
§ Untuk memberikan penghargaan pada bapak/ibu guru beserta staff .
o Bagi Mahasiswa PPL-KKN Integratif
§ Melalui pelaksanaan PPL-KKN Integratif diharapkan mahasiswa praktikan dapat lebih mengetahui kadar kemampuannya sehingga kemudian ingin membenahi diri dengan membekali dirinya sendiri dengan berbagai ilmu dan keterampilan mendidik sehingga menjadi lebih baik.
§ Mefleksikan bersama bahwa pembelajaran di ruang praktik secara hakiki adalah mampu memahami intisari dari setiap pekerjaan yang nantinya mampu membentuk kerangka berpikir secara optimal dalam mengaktualisasikan diri sebagai calon guru masa depan.
§ Saat berada dalam situasi yang serba kurang mestilah kita dapat melakukan banyak hal dengan lebih tepat, dengan lebih teliti dan mengena pada maksud. Sejarah membuat kita bijaksana dan arif dimana ketika kita merasa lebih lelah, dan bahkan mulai kalah dalam usaha berperang melawan lupa.
§ Pahamilah sisi kemanusian kalian dengan manusiawi ketika perjalanan mulai berlebih dengan nyaris melewati ambang batas akal serta intuisi batin yang menuntut semuanya dari kita.
§ Jangan terlalu cepat mengclaim orang lain atau selalu merasa benar dan ingin dihargai secara teus menerus. Kita memiliki tugas dan kewajiban sama.
§ Beranilah untuk memulai dari diri sendiri, melaksanakan kewajiban tanpa harus menunggu perintah.
§ Jangan mengingat-ingat kebaikan diri sendiri dan kejelekan orang lain, ingatlah kebaikan orang lain dan kejelekan pribadi.
§ Taati peraturan yang telah disepakati bersama. Beranai membuat aturan berarti harus berani menerima resiko dan konsekwensinya.
§ Ihlaslah beramal sebagi wujud pengabdian pada ibu pertiwi dan kemanusiaan. Semoga Khusnul khatimah. Amin

o Bagi Peserta didik MTs N Wonokromo
§ Tingkatkanlah prestasi dan akhlak mulia, hormati orang tua dan bapak – ibu guru kalian serta taatilah peraturan sekolah.
§ Belajar yang rajin ! , gemarlah membaca !, jangan membenci sejarah (sosiolitas dan individualitas ) kalian. Semoga sejarah mengalami kemerdekaan ditengah Modernitas yang susah disadari ini. Inilah hidup dan kehidupan . kalian bukan kanak –kanak kalian dewasa.
§ Sekolah bukanlah aktivitas di ruang kelas saja. Bersekolahlah pada lingkungan sosial masyarakat kalian secara luas.
§ Kembangkan bakat dan minat, teruslah berkarya kalian punya kemampuan dan keahlian.
§ Kami akan selalu ingat pada kalian, semoga tuhan memberikan jalan yang terbaik untuk kita. Amin