Minggu, 13 Juni 2010

cerpen 2

PENGALAMAN ADALAH GURU YANG TERBAIK

Di suatu daerah tepatnya di Yogyakarta ada pemuda yang sangat beruntung. Pemuda itu ganteng, anak tunggal, orang tuanya kaya, tinggi, putih, pokoknya idaman para wanita marerialistis. Tetapi satu kekurangannya yaitu kurang hati-hati atau ceroboh.
Pemuda itu namanya Doni. Dia mempunyai orang tua yang kaya, tetapi sudah sakit-sakitan, karena sudah lanjut usia. Orang tua Doni bernama Raharja. Doni adalah ahli waris satu-satunya dari Pak Raharja. Pak aharja adalah seorang yang kaya. Dia termasuk 10 orang terkaya di Yogyakarta. Istrinya sudah lama meninggal karena terkena kangker otak.
Dan pada suatu hari karena sakitnya tidak sembuh-sembuh, Pak Raharja menyuruh supirnya untuk memanggil Doni yang sedang kuliah di kampus untuk segera pulang karena Pak Raharja merasa tidak lama lagi hidupnya.

“Tarjo tolong panggilkan Doni anakku di kampus, katakan pada dia untuk segera pulang kalau masih ingin melihat bapak untuk yang terakhir.”suruh Pak Raharja kepada supirnya sambil nafasnya terputus-puts.

“Inggih Pak” jawab supir Pak Raharja.
Pada waktu bersamaan di kampus, Doni sedang dikerubutin cewe-cewe kampus karena kegantengannya. Ada saja cewe yang ndeketin, entah itu nanyaiin tugas kampus, merayu, ngegosip, pokoknya ada saja alasan cewe-cewe kampus untuk ndeketin Doni.

“Doni yang ganteng makan di kantin yuk”ajak teman sekelas Doni yang centil.

“Ayo”jawab Doni sambil merangkulkan tangannya ke leher Tiara.

Doni tidak menolak , karena dia juga termasuk cowo play boy alias cowo mata keranjang dikampusnya. Dia juga terkenal sebagai seorang yang suka menghambur-hamburkan uang yang entah itu untuk mentraktir teman, judi, ke diskotik, dan banyak yang lainnya.

“Doni, mau makan apa?” tanya tiara yang tetap dengan gayanya yang centil.

“Soto”jawab Doni

“Minunya?”tanya tiara masih dengan gaya yang sama.

“soda aja deh” jawab Doni

Pada waktu Tiara dan Doni baru makan, datanglah Tarjo dengan tergesa-gesa menghampiri Doni.

“Den Doni, den Doni.”sapa Tarjo dengan terengah-engah

“Ada apa pak?kok datang ke sini segala, udah datangnya kaya orang mau mati aja.”tanya Doni kepada Tarjo yang kaget dengan kedatangan supir bapaknya.

“Ini den, saya disuruh bapak aden untuk meminta aden pulang”kata Tarjo dengan nada sedih.

“Katanya, aden disuruh untuk segera pulang kalau mau melihat bapak aden untuk terakhir kalinya, begitu bapak aden bilang.”lanjut Tarjo.

“Apa pak?” tanya Doni sambil berdiri dari kursinya

“Tiara abang pulang ya”Kata doni pada Tiara dan langsung pergi bersama Tarjo tanpa menunggu jawaban Tiara.

Doni dan Tarjo pulang bersama menuju rumah pak Raharja yang sedang kritis dengan mobil BMWnya
Setelah sampai di rumah.

“Bapak”Teriak Doni yang langsung masuk menuju kamar bapaknya.
Di kamar Pak Raharja sudah penuh dengan peralatan medis dari rumah sakit paling terkenal di Yogyakarta. Di situ juga sudah penuh dengan kerabat Doni. Ada pamannya, bibinya, dan para tetangganya

“Doni anakku”kata Pak Raharja dengan nafas terputus-putus.

“Iya ayah, saya anakmu di sampingmu”kata Doni dengan nada sedih.

“Ayah mau bicara.” sambung Pak Raharja dengan suara dan nafas yang semakin terputus-putus., sehingga membuat Doni semakin bertambah sedih.

“Sudah ayah jangan banyak bicara dulu, nanti Ayah tambah sakit.” sambung Doni dengan nada yang semakin sedih.

“Tidak anakku, ayah ingin bicara kepadamu, dan ini mungkin merupakan pembicaraanku dengan kamu yang terakhir” kata pak Raharja dengan nafas yang tersendat-sendat.

“Kamu kan anak saya satu-satunya, kamu adalah pewaris tunggal harta saya sehingga kamu harus dapat mengembangkan usaha Ayah, jangan dihambur-hamburkan, uhuk-uhuk”sambung Pak Raharja dengan terbatuk-batuk

“Iya Ayah “ kata Doni

“Apakah kamu sanggup mengabulkan permintaan terakhir Ayahmu? uhuk-uhuk”Tanya pak Raharja kepada Doni dengan batuk-batuk.

“Sanggup ayah.”jawab Doni sambil meneteskan sedikit air mata

Setelah mendengar jawaban Doni Pak Raharja menghembuskan nafas terakhir dengan dibarengi tetesan air mata dari Doni pamannya, bibinya, dan para tetangganya. Rumah Pak Raharja pada saat itu didatangi orang banyak untuk berta’ziah, karena Pak Raharja pada masa hidupnya terkenal sebagai orang yang baik, rajin beribadah, dan juga dermawan. Orang-orang yang datang ke tempat pak Raharja memberi ucapan bela sungkawa ke Doni, paman, dan bibi Doni. Doni menyambut para peta’xiah dengan hati yang muram
Setelah tiga hari pemakaman Pak Raharja datang kepercayaan Pak Raharja almarhum menemui Doni untuk menyerahkan aset-aset Pak Raharja yang bernilai milyaran rupiah.

“Permisi”kata Darno, kepercayaan ayah Doni.

“Ya, ada apa pak.”tanya Doni sambil membuka pintu.
“Saya boleh masuk?”tanya darno kepada Doni.
“Ya, silahkan masuk.”kataDoni.
“terimakasih”kata Darno.
“Saya ini orang kepercayaan ayah anda, Pak Raharja almarhum. Saya mau menyerahkan aset aset ayah anda, beserta surat-surat tanah miliknya.”Pak Darno memperkenalkan diri kepada Doni.
“Ohya pak, terimakasih.” sambung Doni.
setelah serah terima aset yang bernilai milyaran rupiah itu selesai, pak Darno langsung minta pamit pada Doni. Setelah itu Doni bukannya senag mendapatkan warisan yang bernilai milyaran rupiayah tetapi sebaliknya, dia dilanda kebingungan dalam menggunakan aset tersebut. Doni bingung karena tidak tahu-menahu urusan bisnis bapaknya. Di waktu bapaknya masih hidup dia tidak pernah mau diajak untuk ikut serta mengurusi bisnis ayahnya, kerjanya cuma main wanita, ke diskotik, minum-minuman keras, berjudi, dan lain sebagainya. Dia tidak pernah secuilpun mengurusi bisnis ayahnya. Apalagi di kampus dia tidak benar-benar kuliah.
Lalu tibalah saatnya setelah dua hari Doni mengalami kebingungan karena tidak tahu harus diapakan aset yang nilainya milyaran rupiah itu. Pada saat itu datang seorang petugas bank, ke rumah Doni.
“Permisi”ucap Bambang, petugas bank.
“Iya ada apa? Tanya Doni sambil membuka Pintu.
“boleh saya masuk?” tanya Bambang
“Silahkan” kata Doni.
Setelah dipersilahkan masuk, kemudian Doni mempersilahkan Bambang duduk.
“Iya, silahkan duduk, ada apa?” tanya Doni sambil mempersilahkan duduk.
“Terimakasih”kata Bambang
“Begini sauadra, nama saya Bambang”petugas Bank Tabungan Atas.
(BTA). Bank saya mempunyai produk menarik untuk anda.”sambung Bambang.
“Ohya, apa itu?” tanya Doni dengan senang kepada Bambang karena berpikiran telah menemukan solusi untuk aset-asetnya.
“Ini saudara, ohya saudara siapa?” tanya Bambang kepada Doni.
“Saya Doni.”jawab Doni dengan antusias.
“Begini saudara Doni, bank kami mempunyai produk menarik, yaitu tabungan dan deposito berjangka. Bank kami menawarkan produk yang berbeda dengan produk bank lain.” jelas Bambang dengan penuh daya tarik.
“Ohya apa itu?” tanya Doni yang semakin antusias.
“Begini saudara, bunga di bank kami berbeda dengan bank yang lain, yaitu sebesar dua puluh persen perbulan.” jelas Bambang dengan nada bicara yang semakin menarik.
“Ohya?” respon Doni dengan yang semakin senang karena berpikiran dengan aset yang milyaran jika dialokasikan/disimpan di (BTA) yang ditawarkan Bambang akan berlipat ganda tanpa harus bekerja dan pusing-pusing memutar otak untuk memberdayakan aset tersebut. Dan dia berfikiran dapat mengulangi gaya hidup bersenang-senang sewaktu ayahnya masih hidup dan ia lupa akan wasiat ayahnya untuk menjaga asetnya dengan baik.
“Kalau bapak/ saudara tertarik dengan produk bank kami, besok kami akan datang kembali dan membawa formulir serta surat-surat yang lain serta administrasinya.” tambah Bambang.
“Ohya, saya tertarik, saya akan menyiapkan aset-aset saya untuk diinvestasikan di bank bapak.” jelas Doni dengan penuh semangat.
“Oke, kalau begitu saya pamit dulu untuk mempersiapkan surat-suratnya.” kata Bambang sambil berpamitan pada Doni
Keesokan harinya Pak Bambang datang lagi ke rumah Doni dengan membawa berkas-berkas administrasi untuk mengurusi deposito Doni yang bernilai milyaran rupiah. Setelah urusan administrasi Bank Tabungan Atas (BTA) selesai, Doni merasa gembira karena kebingungannya telah teratasi. Dan dia dapat memulai aktifitas seperti pada waktu ayahnya masih hidup. Sambil menunggu turunnya bunga dari hasil depositnya di bank BTA. Setelah tiba waktunya pengeluaran bunga depositonya di bank. Ternyata banknya masih tutup, dan celakanya ada tulisan”bank ini telah di likuidasi, karena surat ijinnya tidak lengkap.” Setelah Doni membaca tulisan itu Doni langsung pingsan. Kebetulan ditempat itu ada tetangganya yang sedang lewat dan mengantarkan Doni ke rumahnyal. Setelah sampai di rumahnya dan dia merasa sedih, karena sembilan puluh persen dari hartanya telah hilang, karena dibawa oleh pemilik bank yang tidak bertanggung jawab. Doni terus mengalami kesedihan yang berkepanjangan. Kerjanya hanya ke diskotik, mabuk. Dan selama itu hanya menghabiskan sisa kekayaanya itu yang tinggal sepuluh persen sejak tertipu oleh bank. Tanah warisan, usaha, pokoknya aset-aset yang tersisa dijual untuk mabuk-mabukkan, hingga suatu hari sewaktu Doni sedang mabuk di diskotik dan mau beranjak mau pulang dia bertemu dengan Siska teman sekampusnya dulu. Sekarang Siska sudah menjadi seorang yang kaya dengan bisnis proerti yang sedang menanjak. Sejak dulu Siska, sudah menaruh hati kepada Doni karena gantengnya. Karena dulu banyak wanita yang mendekati Doni, jadi dia kalah dalam persaingan memperebutkan Doni. Hal tersebut disebabkan disamping dirinya kurang sederajat dalam hal ekonomi, juga karena Siska kurang cantik jika dibandingkan dengan saingannya dalam perebutan itu. Tapi ia sekarang masih menaruh hati kepada Doni. Dan ketika Siska melihat Doni di diskotik sedang sendirian dia langsung menghampirinya.
“Hai Doni, apa kabar?” sapa Siska pada Doni.
“Yah, beginilah seperti yang kau lihat.”jawab Doni dengan muka lesu.
“kalau kamu bagaimana sekarang? tampaknya sudah jadi orang berhasil”tanya Doni kepada Siska, sambil memandang sekujur tubuh Siska.
“Kebutulan, usaha properti saya sedang bagus.”jawab Siska dengan tersenyum.
“Kamu mau pulang?” tanya Siska kepada Doni.
“Iya.”jawab Doni.
“Kalau bigitu, bareng aja yuk.” ajak Siska pada Doni.
“Terimakasih, gak usah repot-repot.”tolak Doni.
“Tidak apa-apa, kan rumah kamu searah dengan rumahmu.”desak Siska pada Doni
“Yah terserah.” jawab Doni.
Keduanya lalu pulang bersama. Selama diperjalanan Doni menceritakan kepada Siska tentang semua musibah yang menimpanya. Dan Siska merasa kasihan. Selama seminggu kemudian karena Siska sering datang ke rumahnya, makan bareng, ke diskotik bareng, akhirnya mereka menikah. Pernikahan mereka dilaksanakan secara meriah dengan menyewa hotel yang termahal di Yogyakarta setelah Doni tinggal di rumah Siska. Hari-hari dilalui Doni bersama istrinya dengan bahagia. Namun kemudian Doni merasa tidak enak. Karena istrinya bekerja tetapi dirinya hanya duduk di rumah dan menunggu istrinya pulang. Karena dirinya merasa bahwa laki-laki harus bekerja, maka dia setelah itu berusaha mencari pekerjaan. Padahal istrinya juga tidak memaksa dia untuk mencari pekerjaan bahkan dia menawarkan Doni suaminya untuk ikut mengembangkan bisnis properinya tetapi Doni menolak tawaran istrinya, karena merasa kurang mampu dalam bidang itu.
“Maaf istriku, bukannya aku tidak mau bergabung dengan usahamu, tapi saya tidak mampu dibidang itu, dan saya ingin usaha sendiri”kata Doni kepada istrinya..
“Ya sudah terserah mas saja, yang penting nanti kalau terus tidak mendapat usaha lain saya masih menerima mas untuk bergabung, di bisnis properti saya.” kata istrinya.
“Terimakasih istriku.” sambung Doni.
Setelah mencari-cari pekerjaan tidak mendapatkan, akhirnya datanglah seorang seles MLM yang bernama Iqbal.
“Permisi.” kata Iqbal sambil mengetuk pintu rumah Doni.
“Ya, tunggu sebentar.” kata Doni yang baru saja membaca koran langsung membuka pintu..
“Selamat siang pak.” kata Iqbal
“Selamat siang, ada apa ya?” tanya Doni.
“Kami ingin menawarkan sesuatu, boleh saya masuk?”kata Iqbal dengan sopan santun.
“ya, silahkan.” Kata Doni yang lupa akan peristiwa dahulu yang pernah menimpanya langsung mempersilahkan masuk.
“Silahkan duduk.” Kata Doni.
“Terimakasih.” Sambung Iqbal.
“Begini pak saya dari perusahaan Multi Level Marketing (MLM) di bidang pertanian” Jelas Iqbal.
“Perusahaan kami menawarkan jasa investasi dibidang pertanian, seperti ; pupuk, bibit, dan lain-lain, dengan komisi yang tinggi.” Tambah Iqbal.
“Jadi bapak tidak perlu susah-susah bekerja, hanya cukup berinvestasi dan perusahaan kami yang mengelolanya, serta tiap bulan nanti bapak mendapat komisi dari keuntungan perusahaan kami.
“Ohya”kata Doni dengan semangat karena akan merasa mendapatkan penghasilan sendiri dan tidak lagi bergantung lagi pada istrinya.
“Ok, kalau bapak berminat besok pagi kami akan kembali lagi ke rumah bapak untuk mengurus investasi bapak.” Jelas Iqbal.
“Iya-iya saya berminat.”kata Doni.
“Ok, kalau begitu.”kata Iqbal.
Dan pada malam harinya sewaktu di ruang keluarga Doni membicarakan itu kepada Siska.
“Istriku kaena mas akan bisnis sendiri, tolong pinjami modal dong.” Rayu Doni.
“Ya syukur mas, nanti ku ambilkan dulu.” kata Siska yang langsung mengambil uang dari kas propertinya dan memberikannya kepada Doni suaminya tanpa menanyakan bisnis apa yang akan digeluti oleh suaminya. Hal itu terjadi karena terlalu sayangnya Siska kepada suaminya.
Dan keesokan harinya sels MLM yang kemarin ke rumah Doni datang kembali ke rumah Doni. Investasipun dilaksanakan. Setelah satu bulan Doni mengecek ATMnya. Pada waktu itu memang saldo di ATMnya bertambah. Dan kejadian itu dibicarakan pada istrinya dan istrinya ikut bahagia.
Namun pada seminggu kemudian Doni mendapat telphon dari pihak MLM untuk menyetor uang lagi dengan alasan untuk meningkatkan jumlah komisi dan dijanjikan bahwa komisi pada bulan berikutnya akan meningkat dua kali lipat jika dibandingkan bulan sebelumnya. Kemudian Doni seperti biasa meminjam uang lagi pada istrinya.
“Istiku sayang saya pinjam uangnya lagi untuk menambah modal.” Kata Doni kepada istrinya.
“Sebenarnya bisnis apa sih kok pinjam terus?” Tanya Siska kepada suaminya.
‘Multi Level Marketing.”kata Doni kepada istrinya.
“Apa MLM?”tanya Siska dengan kaget
“Kalau saya tahu bisnis mas MLM, saya tidak akan meminjamkan.”bantah Siska kepada suaminya.
“Tolonglah istriku sayang, sekali ini saja, lain kali tidak.”bujuk Doni pada istrinya.
“Ya sudah, tapi nanti kalau pinjam lagi tidak saya pinjami.”kata Siska pada suaminya.
“Iya.” Kata Doni pada istrinya dengan senang, karena rayuannya telah berhasil.
Istrinya langsung mengambil uang dari almarinya yang juga merupakan kas dari hasil usaha propertinya.
Setelah itu usaha properti Siska mulai sepi dari pelanggan dan uang kasnya mulai habis karena untuk keperluan usaha propertinya seperti menggaji karyawan, beli peralatan properti dan lain sebagainya. Sampai-sampai istrinya pada suatu malam membicarakan kondisi usaha propertinya pada suaminya.
“Mas, kondisi usahaku mulai payah.”keluh Siska pada suaminya.
“Memang ada apa sIh.” Tanya Doni pada istrinya sambil duduk di ruang tamu.
“Pelangganku mulai berkurang dan uang kasku mulai habis.”tambah Siska.
“Jangan khawatir, besok kalau komisi usaha mas sudah turun, nanti akan ku bantu usaha mu.” Kata Doni pada istrinya dengan penuh rasa yakin.
“Betul ya mas.” Tegas Siska pada suaminya..
“Iya-iya, kalau begitu ayo kita tidur jangan dipikirin terus, nanti cepet tua.” Kata doni dengan genit pada istrinya..
Dan pada tanggal satu, yaitu tanggal dijanjikan komisinya akan tiba, Doni sepeti biasa mengecek ATMnya dan pada waktu dia mengecek ATMnya ternyata isi ATMnya tidak bertambah. Pada waktu itu dia sangat kaget dan dia merasa tertipu sehingga dia teringat kembali kejadian yang dahulu, saat tertipu oleh bank. Kemudian dia tidak pikir panjang lagi, dia langsung pergi menuju kantor MLM itu. Setibanya di sana, dia menemui tempat itu telah berganti menjadi toko bangunan. Dengan rasa kaget dia langsung bertanya pada pemilik toko bangunan itu.
“Pak, bekas kantor di sini pndah kemana ya?” Tanya Doni pada pemilik toko bangungan.
“Saya tidak tahu pak, saya menyewa tempat ini dua minggu yang lalu.
“kata pemilik toko tersebut.
Mendengar jawaban itu, Doni langsung pulang dan pada saat dia pulang ke rumah dia mendapatkan istrinya sudah berada di rumah, tidak biasa istrinya siang-siang sudah ada di rumah, biasanya dia ada di rumah sore atau malam hari.
“Istriku kok tumben kamu sudah ada di rumah.”tanya Doni pada istrinya.
“Iya usaha lagi sepi, mendingan saya pulang siapa tahu komisi mas, sudah turun.” kata Siska pada suaminya.
“Oh.”sambung Doni
“Apakah sudah turun komisinya mas?” tanya istrinya dengan penuh harap.
“Belum istriku, dan saya sedang terkena musibah istriku.”kata Doni pada istrinya.
“Musibah apa?” tanya Siska pada suaminya.
“Ternyata aku tertipu istriku, MLMnya telah kabur.” Kata Doni dengan nada lesu.
“Apa?” teriak Siska dengan kaget.
“Iya”jawab Doni pada istrinya.
“Ya sudah mas, kalau begitu ambil saja pengalaman ini sebagai guru yang terbaik bahwa semua pekerjaan membutuhkan kerja keras, tidak ada pekerjaan yang hanya menunggu keuntungan saja.” Jelas Siska seraya menasihati kepada suaminya.
“Terus bagaimana istriku untuk seteusnya?” tanya Doni pada istrinya.
“Begini saja, saya akan menjual usahaku pada orang, kebetulan tadi ada orang menawar. Saya tadi tidak mengiyakan karena mengharapkan bantuan dari mas. Dan ternyata mas juga terkena musibah, ya sudah nanti uang hasil penjualan itu kita pergunakan untuk membuka warung makan kecil-kecilan.” Jelas istrinya pada suaminya.
“ya sudah, saya menurut saja padamu, tapi nanti yang masak siapa? Saya tidak bisa masak.” Tanya Doni pada istrinya”\.
“Oh jangan khawatir mas, kebetulan pada waktu kuliah saya sempat kursus masak.”kata Siska.
‘Okelah kalau begitu, mudah-mudahan berhasil.’ Kata Doni.
Kemudian setelah Siska menjual usaha propertinya pada seseorang, kemudian dia bersama suaminya membuka warung makan lesehan seperti yang sedang marak di Yogyakarta. Karena mahasiswa di Yogyakarta betamah banyak dari tahun ke tahun dan lesehan Siska dan suaminya mempunyai ciri khas dan enak, maka banyak diminati oleh mahasiswa dari seluruh universitas di Yogyakrta. Karena banyaknya pelanggan sehingga Siska dan suaminya merekrut banyak pegawai dan membuka tiga cabang di dekat tiga universitas terkenal di Yogyakarta. Dan akhirnya Siska dan Doni suaminya hidup bahagia dan berkecukupan karena berkeyakinan bahwa pengalaman adalah guru yang terbaik serta berharap tidak akan mengulangi kejadian yang telah lalu yang hampir membuatnya jatuh miskin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar